Dark/Light Mode

Komisi XI: Tantangan Ekonomi Kian Berat, Pemerintah Perlu Racik Kebijakan Tepat

Minggu, 12 Mei 2024 09:17 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Parlemen mengapresiasi capaian pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 yang mencapai 5,11 persen.

Meski begitu, tantangan ekonomi yang dihadapi RI diprediksi bakal semakin berat. Pemerintah dinilai perlu merespons kondisi global dan nasional dengan kebijakan yang tepat.

Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5,11 persen itu harus dilihat secara utuh.

Apa yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi tersebut, dinilai tidak sepenuhnya karena membaiknya kinerja ekonomi Pemerintah, tetapi lebih banyak karena faktor musiman yang terjadi secara berbarengan, seperti Pemilihan Umum (Pemilu) dan Ramadan.

Baca juga : Senator Filep: Perlu Kepastian Regulasi Bagi Daerah

"Dua faktor inilah yang banyak mendorong terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat pada kuartal I-2024," ujar Anis, kepada RM.id, Sabtu (11/5/2024).

Peningkatan konsumsi ini juga ditopang oleh faktor lainnya yang juga berdampak, yaitu guyuran bantuan sosial (bansos) yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat.

Karena itu, Pemerintah dinilai perlu segera memperbaiki kinerja ekonominya, karena faktor musiman seperti Pemilu dan ramadan tidak akan terjadi lagi pada kuartal II-2024.

Terpisah, Anggota Komisi IV DPR Hermanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen belum dianggap sebagai prestasi atau berita gembira karena beberapa hal yang menjadi catatan penting terkait tingkat kesejahteraan masyarakat.

Baca juga : Pemerintah Perketat Usulan

Hal itu disebabkan daya beli masyarakat yang semakin melemah, karena inflasi cenderung meningkat.

Indikasinya, harga kebutuhan pokok meningkat dan stok pangan cenderung menurun. Hal ini membuat masyarakat mengurangi dan membatasi pembelian terhadap barang kebutuhan pokok, baik volume maupun jenis.

"Nilai tukar rupiah cenderung melemah dapat berakibat pada nilai utang luar negeri meningkat dan APBN terbebani pembayaran utang," ujarnya, Sabtu (11/5/2024).

Investasi asing, kata dia, cenderung pada invetasi pasar uang dan modal, minim alokasi pada sektor riil. Hal itu dinilai tidak berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru.

Baca juga : Amarullah Serahkan Berkas Pendaftaran Ke PKB

Hermanto menjelaskan, faktor ekonomi global dan geopolitik membuat masing-masing negara lebih mengamankan ekonomi negaranya dan berat melakukan ekspansi investasi.

Selain itu, kata dia, pendapatan masyarakat tetap, akan tetapi dihadapkan pada harga yang cenderung naik.

Meski masa Covid-19 sudah lewat, akan tetapi masyarakat lebih memproritaskan pendapatannya untuk memulihkan dampak pandemi, sehingga pendapatan saat ini tidak signifikan terhadap kesejahteraan.

"Dengan indikator kondisi ekonomi tersebut dan bila tidak ada upaya perbaikan terhadap fundamental ekonomi maka kemungkinan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 sulit untuk mencapai target," imbuhnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.