Dark/Light Mode

Haidar Alwi Ingatkan Bahaya Pemerintahan Tanpa Oposisi

Selasa, 7 Mei 2024 17:49 WIB
Pendiri Haidar Alwi Institute, Haidar Alwi. (Foto: Ist)
Pendiri Haidar Alwi Institute, Haidar Alwi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Loyalis Jokowi, R Haidar Alwi mengingatkan Presiden terpilih Prabowo Subianto jangan sampai kebablasan dalam merangkul berbagai pihak ke dalam koalisi. Menurut dia, koalisi yang terlalu gemuk bisa mengganggu keseimbangan demokrasi serta tata kelola pemerintahan.

Kata Haidar, kekuasaan yang besar memerlukan pengawasan yang besar pula. Karena itu, sangat diperlukan adanya kekuatan penyeimbang, seperti ruang bagi oposisi. 

"Oposisi yang efektif dapat memberikan manfaat signifikan dengan mengingatkan pemerintahan yang sedang berkuasa untuk senantiasa menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan memenuhi janji-janji politik," ujar Haidar Alwi dalam keterangannya, Selasa (7/5/2024).

Karena itu, Haidar berharap Prabowo dapat menggunakan sisa waktu enam bulan sebelum pelantikannya untuk mempersiapkan dan membentuk kabinet yang solid. Haidar melihat politik merangkul yang diterapkan Prabowo membuka peluang pemerintahan tanpa oposisi. 

Baca juga : Ogah Gabung Ke Pemerintahan Prabowo, Ganjar Pilih Jalur Oposisi

Saat ini, Nasdem dan PKB telah mendeklarasikan diri menjadi bagian dari koalisi Prabowo. Begitu juga PPP dan PKS menyatakan siap bergabung jika diajak.

Satu-satunya partai yang belum menyatakan sikap dan berpeluang menjadi oposisi adalah PDI Perjuangan. Menurut Haidar, Prabowo pun saat ini tengah berusaha merangkul PDIP agar bisa masuk ke dalam koalisi. Setelah gagal bertemu Megawati, Prabowo mencoba merangkul PDIP melalui wacana presidential club yang akan melibatkan Presiden Jokowi dan Presiden RI ke-5 SBY. 

"Kalau akhirnya PDIP takluk, berhasil dirangkul, hampir dapat dipastikan pemerintahan Pak Prabowo tanpa oposisi. Dan ini tentunya alarm bahaya untuk demokrasi kita. Bahkan lebih lanjut juga berbahaya untuk pemerintahan Pak Prabowo sendiri. Hal ini dikarenakan tidak adanya kontrol terhadap kekuasaan," jelas Haidar Alwi.

Karena itu, Haidar Alwi berharap agar Prabowo tidak terjebak dalam politik merangkul yang kebablasan sebaliknya tetap menyediakan ruang yang cukup untuk oposisi. 

Baca juga : Budi Arie Soal Orang Toxic di Pemerintahan: Nasihat Pak Luhut Bagus

Sehingga oposisi tidak dilihat sebagai ancaman tapi dari kacamata positif oposisi menjadi vitamin yang akan memperkuat pemerintahan.

"Membangun bangsa tidak harus berada di dalam kekuasaan (koalisi) tapi juga bisa dari luar kekuasaan (oposisi). Keduanya memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda tetapi akan menimbulkan keseimbangan. Sehingga keduanya harus tetap dijaga. Adalah kesia-siaan dalam membangun atap ketika pilar dirobohkan. Runtuh," ujarnya. 

Ia pun mengingatkan agar Prabowo jangan sampai meninggalkan para pejuang seperti relawan dan tokoh hebat non-partisan yang secara mandiri telah berdarah-darah menghantar kemenangan menjadi Presiden terpilih untuk masa bakti 2024-2029. 

Mereka tidak mengeluh atau mengungkap kecewanya secara terbuka, tapi do’a mereka yang ditinggal diyakini akan mampu merubah keadaan alam semesta. Karena itu, Prabowo disarankan mengutamakan dulu membagi penugasan kepada para pejuang yang memiliki kompetensi pada bidangnya masing-masing.

Baca juga : Pemerintah Ogah Barang Impor Jastip Asal Masuk

"Jangan sampai anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan. Saya yakin Pak Prabowo sebagai pemegang hak prerogatif, pasti bisa dan tetap ingin bersama para pejuangnya," pungkasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.