Dark/Light Mode

MPR: Pemda Harus Diberi Keleluasaan Untuk Tangani Covid

Kamis, 28 Mei 2020 19:37 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Instagram)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Dalam diskusi itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbagi pengalaman dalam menangani wabah Covid-19 di wilayahnya. Menurutnya, Jawa Barat yang berpenduduk 50 juta orang, setara dengan jumlah penduduk Korea Selatan. Namun, besaran anggarannya hanya 1 persen dari Korea Selatan. Karenanya, diperlukan kesabaran dan kreativitas ekstra dalam pengendalian Covid-19 di wilayahnya.

Sejauh ini, kata Ridwan, pihaknya melakukan lima nilai kepemimpinan yang dilakukannya di Jawa Barat dalam melakukan pengendalian Covid-19.

"Pertama kita harus proaktif. Sebelum pemerintah pusat melakukan test Covid-19, kami sudah melakukannya," ujar Ridwan.

Baca juga : Pemerintah Pusat dan Pemda Harus Persiapkan Matang Pelaksanaan New Normal

Nilai berikutnya adalah transparan dalam menyajikan data, dasar pengambilan keputusan harus secara ilmiah, inovatif untuk memenuhi kelengkapan peralatan dan kolaboratif atau bekerjasama dengan banyak pihak untuk merealisasikan sejumlah langkah pengendalian Covid-19.

Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah, Luthfi Mutty berpendapat, wabah Covid-19 dalam perspektif pemerintahan menyadarkan kita bahwa ada masalah dalam hubungan pemerintah pusat dan daerah.

Masalah tersebut, menurut Luthfi Mutty, karena pemerintah belum mampu menjalankan sejumlah fungsi manajemen antara lain fungsi koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dengan baik. Akibatnya, tambah Luthfi Mutty, produk kebijakan yang dihasilkan baik pemerintah pusat dan sejumlah pemerintah daerah malah menimbulkan ketidakpastian di tengah masyarakat dalam menghadapi wabah Covid-19.

Baca juga : Garuda Imbau Penumpang Harus Kantongi SIKM Untuk Terbang

Sementara itu jurnalis senior, Saur Hutabarat menilai upaya pengendalian Covid-19 di Tanah Air juga terkendala dengan gaya komunikasi pemerintah kepada masyarakat, yang hanya melulu mengedepankan data.

Dalam paparannya, Saur menunjukkan video bagaimana Gubernur New York Andrew M Cuomo mengajak warganya memakai masker di masa pandemi Covid-19, dengan menanamkan pemahaman kepada warganya untuk saling menghargai orang lain.

Demikian juga dengan Dr Amy Acton, juru bicara pengendalian Covid-19 di negara bagian Ohio, Amerika Serikat, yang mengajak masyarakat untuk bersama melawan Covid-19. Tidak dengan instruksi, tambah Saur, tetapi dengan contoh atau cerita yang menginspirasi untuk mewujudkan kebersamaan menghadapi pandemi.

Baca juga : Soal Balon Udara Liar, Airnav Keluarkan Notam Untuk Para Pilot

"Dalam komunikasi di masa krisis seperti saat wabah Covid-19 ini, seharusnya gaya komunikasi pemerintah kepada publik lebih didasari pendekatan ke manusia bukan sekadar mengumumkan statistik," ujar Saur.

Menanggapi hal itu Tenaga Ahli Menteri Kesehatan bidang Ekonomi Kesehatan, Mohammad Subuh mengungkapkan dalam pengendalian Covid-19 di tanah air upaya yang dilakukan pemerintah sudah berdasarkan pertimbangan ilmiah dan sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Distrust yang terjadi di tengah masyarakat dalam penanganan Covid-19 saat jni, harus dijawab dengan langkah dan tindakan yang jelas," jelas Mohammad Subuh. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :