Dark/Light Mode

Bamsoet: Money Politics, Bukan Zamannya Lagi Kali 

Jumat, 22 Februari 2019 05:28 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) selfie bersama para Kader dan Saksi Tempat Pemungutan Suara (TPS) tim pemenangannya, di Purbalingga, Jawa Tengah, kemarin.
Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) selfie bersama para Kader dan Saksi Tempat Pemungutan Suara (TPS) tim pemenangannya, di Purbalingga, Jawa Tengah, kemarin.

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR Bambang Soesatyo memandang, saat ini bukan zamannya lagi memakai cara money politics dalam berkampanye. Membagi-bagikan uang atau sembako ke masyarakat agar dapat dipilih, sudah ketinggalan zaman. Kandidat, tim pemenangan, maupun relawan caleg ataupun capres-cawapres yang masih melakukan hal itu, berarti tak bisa move on dari kampanye zaman old.

“Kampanye zaman now bukan lagi mengobral janji-janji manis. Apalagi menyebar rupiah ke para pemilih. Kampanye zaman now harus dengan menekankan pada dialog terbuka antara kandidat dengan warga. Kehadiran fisik kandidat, baik secara langsung di hadapan pemilih maupun menggunakan platform media sosial, menjadi sebuah keharusan,” ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini usai melantik Kader dan Saksi Tempat Pemungutan Suara (TPS) tim pemenangannya, di Purbalingga, Jawa Tengah, kemarin.

Baca juga : Bukan Zamannya Lagi Wanita Di Bawah Lelaki

Atas hal itu, anggota Dewan dari Jawa Tangeh VII ini juga lebih memilih bertemu dengan masyarakat dalam memasarkan dirinya. Seharian kemarin, dia berkeliling melantik ribuan kader dan saksi TPS di delapan kecamatan di Purbalingga. Yaitu Mrebet, Bobotsari, Karangreja, Karangjambu, Karanganyar, Karangmoncol, Rembang, dan Kertanegara. Kepada para kader dan tim pemenangannya, dia meminta untuk melakukan hal sama.

Bagi Bamsoet, dialog terbuka amatlah penting. Sebab, para pemilih saat ini sudah sangat kritis. Mereka sudah sadar dan tidak ingin salah memilih. Mereka juga tidak mudah lagi diiming-imingi dengan uang puluhan atau ratusan ribu rupiah. Dengan kondisi ini, tim pemenangan ataupun relawan yang hanya mengandalkan money politics, bersiaplah untuk gigit jari.

Baca juga : Puluhan Seniman Lelang 72 Lukisan

“Bukan hanya dialog, kampanye yang dijalankan tim pemenangan maupun relawan juga harus membangun jembatan untuk menghubungkan hati calon pemilih dengan kandidat yang dijagokannya. Tawarkanlah sesuatu yang nyata, sesuatu yang membumi, bukan sesuatu yang jauh di awang-awang,” pesannya, untuk para relawan.

Untuk praktik money politics, sebenarnya saat ini sudah ada larangan yang tegas. Namun begitu, praktik tersebut masih sering ditemukan di lapangan. Para pelakunya memilih cara tersebut karena tidak mau susah-susah bertemu masyarakat. Bamsoet mengajak masyarakat untuk menghukum para pelaku money politics ini. Sebab, praktik mereka sudah tidak bisa dihalau dengan ancaman pidana. Hukuman dari masyarakat tentu bukan berupa fisik. Melainkan sanksi sosial. Yaitu dengan tidak memilih mereka.

Baca juga : Janji Politik Tukang Las

“Jika caleg yang terpilih hanya mengandalkan money politics tanpa mempunyai kualitas serta kemampuan yang baik, bagaimana negara kita akan maju dan makmur. Karenanya, senjata utama yang digunakan para caleg dan tim pemenangan sekarang bukan lagi uang. Tetapi, program, ide, gagasan dan kesungguhan kandidat untuk bekerja melayani rakyat,” tandasnya. [ONI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :