Dark/Light Mode

Soal Corona

Puan Makin Berani Nasehati Jokowi

Rabu, 2 September 2020 07:02 WIB
Ketua DPR Puan Maharani menyerahkan berkas ke Menkumham Yasonna H Laoly saat Rapat Paripurna HUT ke-75 DPR, di Senayan, Selasa (1/9). (Foto: Patra Rizky Syahputra)
Ketua DPR Puan Maharani menyerahkan berkas ke Menkumham Yasonna H Laoly saat Rapat Paripurna HUT ke-75 DPR, di Senayan, Selasa (1/9). (Foto: Patra Rizky Syahputra)

 Sebelumnya 
Puan menganggap, data tersebut kian mengkhawatirkan. Menurutnya, sudah waktunya Jokowi melakukan langkah strategis. "Jangan membiarkan. Jangan seperti tidak apa-apa. Sudah waktunya Pemerintah mengetatkan protokol Covid-19 agar masyarakat kembali waspada, penting menjaga kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat,” tegas Puan.

Apa makna nasehat Puan dari kaca mata politik? Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menerjemahkan pernyataan Puan sebagai bentuk pengawasan DPR terhadap pemerintah. Pesan ini juga membuktikan bahwa DPR bukan stempel pemerintah.

Baca juga : Kebijakan Subsidi Pulsa, DPR Ingatkan Kemendikbud Pilih Operator dengan Jaringan Kuat dan Terluas

Qodari mengapresiasi sikap Puan. Apa yang dilakukan Puan menunjukkan oposisi dalam konteks kelembagaan. Check and balances masih jalan. Bukan hanya dari oposisi. Tapi juga dari partainya Presiden. 

"Artinya, demokrasi berjalan. Tidak berarti bahwa sesama partai kemudian yang namanya check and balances hilang atau berkurang. Sangat baik menunjukkan bagaimana demokrasi bekerja. Dan sangat baik dalam hal mengingatkan pemerintah akan PR kebijakan yang menjadi kepentingan rakyat banyak," ulas Qodari, kemarin.

Baca juga : Senayan: Dengan Segala Hormat, Ambillah Langkah Revolusioner

Lalu, sikap Jokowi? Dalam pengarahan ke para gubernur yang dilakukan secara virtual, kemarin, Jokowi mengakui terjadi lonjakan kasus di sejumlah daerah. Namun, dia menyebut kondisi ini masih relatif terkendali jika dibandingkan negara lain. Jokowi mencontohkan, tingkat kesembuhan Indonesia mengungguli dunia, 72,1 persen berbanding 69 persen. Begitu juga kasus aktif atau pasien Covid-19 yang dirawat, lebih baik dari dunia. Perbandingannya 23,69 persen Indonesia dan 27 persen dunia.

Meski begitu, Jokowi juga meminta para gubernur untuk lebih maksimal  menangani wabah corona. Sebab, tingkat kematian alias case fatality rate Indonesia masih tinggi. “Untuk kasus meninggal, ini hati-hati. Meski Case Fatality Rate di Indonesia turun dari 7,83 di bulan April menjadi 4,2 di bulan ini, kita masih punya PR besar untuk menurunkan lagi,” pesan Jokowi. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.