Dark/Light Mode

Lewati Batas Aman, Utang RI Masuk Tingkat Waspada

Jumat, 16 Oktober 2020 05:56 WIB
Sri Mulyani. (Istimewa)
Sri Mulyani. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - DPR menyoroti utang luar negeri Indonesia yang mencapai 402,08 miliar dolar AS atau sekitar Rp 5.940 triliun per akhir 2019. Menteri Keuangan Sri Mulyani diminta serius mengantisipasi dampak utang.

Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) Marwan Cik Asan mengungkapkan, Bank Dunia melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia telah menempati posisi ke-7 dari negara yang memiliki utang luar negeri terbesar.

Baca juga : Lihat Bupati Blora Nyanyi Sambil Jogetan Nggak Pakai Masker, Ganjar Geram

“Utang luar negeri pemerintah yang semakin besar akan menimbulkan konsekuensi pada rasio beban bunga utang dan meningkatnya belanja pemerintah. Sebab, pemerintah akan membayar bunga dan pokok pinjaman utang jatuh tempo,” ujar Marwan melalui pesan singkatnya kepada wartawan,

kemarin. Besaran utang pemerintah, urai dia, juga akan membuat ruang fiskal semakin terbatas. Hal tersebut mendorong pemerintah mengurangi subsidi dan belanja produktif, karena memiliki beban membayar bunga utang di tahun selanjutnya.

Baca juga : Percepat Penyaluran BST, Kantor Pos Pandeglang Bentuk Tim Satgas

Menurutnya, peningkatan jumlah (utang) itu, menaikkan angka Debt Service Ratio (DSR) Indonesia. Data statistik utang luar negeri semester I 2020 menunjukkan, DSR Indonesia telah mencapai 29,5 persen. Itu telah melewati batas aman DSR yang ditetapkan IMF sebesar 25 persen.

Kondisi ini, sambung politisi Partai Demokrat itu, mengindikasikan penambahan utang luar negeri tak disertai peningkatan kinerja ekspor dan komponen penambahan devisa lainnya. DSR di atas 25 persen berarti utang Indonesia sudah masuk pada tingkat waspada.

Baca juga : Paslon Pilkada Serang, Nasrul-Eki Telat Kampanye

“Kami meminta pemerintah, khususnya Menteri Keuangan Sri Mulyani, memberi perhatian serius terhadap peningkatan utang luar negeri swasta. Sebab, sebanyak 89 persen utang luar negeri swasta berdenominasi dolar AS. Ini sangat rentan terhadap fluktuasi nilai tukar, dapat menyebabkan dampak krisis semakin besar,” tandasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.