Dark/Light Mode

Baca Puisi “Hak Rakyat Untuk Dilayani”

Mbak Puan Silakan Baca Komen Netizen

Sabtu, 31 Oktober 2020 07:08 WIB
Ketua DPR Puan Maharani saat membacakan puisi. (Foto: Instagram Puan Maharani)
Ketua DPR Puan Maharani saat membacakan puisi. (Foto: Instagram Puan Maharani)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR, Puan Maharani pamer kepiawaiannya menulis dan mem­ baca puisi. Puisi yang ditulis dan dibacakannya itu, berjudul “Hak­nya Rakyat Merdeka untuk Dilayani”.

Sebenarnya, Puan membaca puisi itu dilakukan saat mengikuti acara Festival Puisi Ombudsman RI, Selasa (27/10). Namun, Puan baru mempostingnya di Instagramnya, kemarin.

Durasi video pembacaan puisi Puan itu 1 menit 59 detik. Puan yang mengenakan baju hitam berdiri membelakangi background dinding dengan logo DPR, serta dua bendera merah putih di sebelah kiri dan 2 bendera DPR di sebelah kanan.

Dalam video itu, Puan mengawali puisinya dengan memekikkan kata “merdeka” sebanyak tiga kali, sembari mengangkat tangan seolah menggelorakan semangat. “Kini 75 tahun Indonesia sudah merdeka,” Puan membacakan bait pertama puisinya.

Lalu, Puan mempertanyakan peran pemerintah memberikan harapan kemerdekaan yang diidamkan rakyat. Dia meminta, pada Ombusdman ikut menjadi pengawas yang menjalankan tugas dan wewenangnya dengan berbagai asas. 

Baca juga : Awas! Rapat Umum Dilarang di Kampanye Pilkada 2020

“Kepatutan, keadilan, nondiskrimi­nasi, tidak memihak, akuntabilitas, keseimbangan, keterbukaan, dan kerahasiaan. Sang pengawas berdiri mandiri untuk memastikan rakyat mendapatkan pelayanan,” ungkapnya.

Ketua DPP PDIP itu mengatakan, hak rakyat itu untuk dilayani pemerintah. Pejabat tidak boleh jumawa. Jabatan sebagai penyelenggara negara harus di­ gunakan untuk melayani rakyat. Seperti padi yang semakin merunduk, maka semakin berisi.

“Begitulah harusnya sikap para punggawa negeri. Melayani, melayani, dan melayani. Dengan melayani, kita jaga NKRI,” tegasnya.

Hingga semalam, postingan Puan itu sudah ditonton lebih dari 49 ribu kali. Ada sekitar 640 komentar netizen menanggapi postingan Puan. Isinya juga macam­-macam. Ada yang nyerang. Ada yang memuji.

Akun instagram @izharnabawi11, curiga merdeka yang dimaksud Puan itu untuk kepentingan kelompoknya. “Merdeka buat siapa Bu!! Buat anggota DPR, lah kita masyarakat kena dampaknya,” komennya. “Merdeka untuk para investor tentunya mas broo,” timpal @dimas_gilang25. 

Baca juga : Atasi Patek, Petani Cabe Bisa Gunakan Paket Agens Hayati

“Merdeka itu untuk rakyat tingkat atas,” sambar @ divasafiraagustina_1 memperjelas. “Dewan pekerjaan rumah,” ledek @kovleck_rick.

Pernyataan Puan tentang merdeka tidak dirasakan @selowmelowlow. “Bukan merdeka, Bu. Merana, merana, merana,” sedihnya. “Bingung tapi merdeka,” terang @wianda_aprilia6. “karya siapa Bu,” kata @hndr.adi. “Ucapan Anda ama kelakuan beda jauh. Ngaca,” geramnya.

Selain nyinyiran, masih ada warganet yang mendukung sepak terjang putri Megawati itu. “Teruslah bekerja un­tuk negeri ini Ibu. Semangat. Abaikan orang­-orang setiap saat nyinyir karena mereka memang sudah diciptakan hanya untuk nyinyir dan tidak pernah diajarkan untuk patuh dan menghormati pemerintahan yang sah. Semangat Bu Puan,” beber @rodi_baduar_saragih. “Semoga orang­-orang yang membenci Bu Puan dimaafkan Allah SWT,” doa @dewi_sre. “Tetap semangat ibu Puan,” harap @rayudana.

Menurut artis seni peran senior, Niniek L Karim, puisi Puan memiliki inti pesan tentang peran Ombudsman. Puan ini ingin Ombudsman jadi lembaga pengawas yang berdiri mandiri, untuk memastikan rakyat mendapatkan pelayanan yang merupakan haknya.

“Melayani, melayani, melayani. Itulah pesan ketua DPR kepada semua pelayan publik masyarakat Indonesia yang diawasi oleh Ombudsman Republik Indonesia,” ucap Niniek.

Baca juga : Balon Bupati Malang, `Dokter Rakyat` Mulai Tebar Baliho dan Banner

Berbeda dengan Niniek, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opi­nion, Dedi Kurniasyah menilai puisi Puan biasa­-biasa saja. Tidak ada yang istimewa. “Puisi Puan sebe­narnya normatif karena pesan untuk Ombudsman,” tandas Dedi saat ber­bincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Puan lupa DPR adalah perwakilan rakyat yang paling mengemuka. Sebelum aspirasi rakyat sampai ke telinga Presiden, seharusnya Puan adalah orang pertama yang mendengar suara rakyat. “Sejauh ini puisi tersebut seolah menghakimi Puan sendiri,” sebutnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.