Dark/Light Mode

Ibu Kota Dipindah, Komisi II Beri Dukungan Penuh

Jumat, 3 Mei 2019 23:51 WIB
Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali (Foto: Istimewa)
Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali mendukung rencana Presiden Jokowi memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke luar Jawa. Menurutnya, kebijakan tersebut amat tepat karena kondisi Jakarta saat ini sudah sangat kraudit.

Politis senior Partai Golkar ini menegaskan, pembicaraan mengenai pemindahan ibu kota bukan hal baru. Pembicaraan sudah dilakukan sejak zaman Soekarno. Di era Jokowi, pembicaraan juga sudah mulai dilakukan di 2017.

Amali justru sejak lama menanti-nanti wacana itu dihidupkan kembali. “Begitu ada wacana dari Presiden untuk menghidupkan kembali rencana pemindahan ibukota, saya mendukung," ucapnya.

Amali menyebut, kondisi Jakarta belakangan ini sudah tidak cukup baik untuk menjadi pusat pemerintahan. "Kondisi Jakarta sudah tidak memadai. Karena tingkat kemacetan, kebutuhan akan hunian, dan lainnya," jelas Amali.

Baca juga : Ijtima Komisi Fatwa MUI-lah yang Pantas Jadi Pedoman

Menurutnya, pemindahan tersebut hal wajar. Sudah banyak negara yang memisahkan ibu kota dan pusat niaga. Misalnya Malaysia, Australia, dan Brasil. Semuanya sukses.

“Tetangga kita yang paling dekat saja, Malaysia, pemerintahannya di Putrajaya, tapi bisnisnya di Kuala Lumpur. Brazil juga begitu. Australia juga begitu, pusat bisnisnya di Sydney, sedangkan pemerintahannya di tempat lain,” katanya.

Dukungan yang sama disampaikan anggota Fraksi Golkar Robert J Kardinal. Ketua Kaukus Parlemen Papua-Papua Barat ini memberi dukukang penuh atas rencana Presiden Jokowi memindahkan ibu kota. Dia pun mengusulkan agar Papua dijadikan ibu kota baru.

Robert menegaskan, kendati berada di paling timur kawasan Indonesia, Papua cocok menjadi ibu kota baru. “Kalau ibu kota pindah ke Papua, Indonesia bisa jadi raksasa baru di kawasan Asia dan Pasifik,” kata Robert.

Baca juga : Ibukota Mau Dipindah? Entar Dulu

Menurut Robert, banyak manfaat yang akan diraih Indonesia jika Papua dipilih menjadi ibu kota. Selain posisinya yang strategis, secara geopolitik Papua bisa menjadi stabilisasi keseimbangan pembangunan antara kawasan barat dan timur. Papua bahkan bisa jadi motor penggerak utama kebangkitan perekonomian Indonesia dari ujung timur Indonesia menuju kawasan barat. Sebab, sumber daya alam Papua sangat luar biasa.

“Memang saat ini pemerintah mempertimbangkan beberapa daerah untuk menjadi ibu kota pemerintahan. Ada beberapa di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, juga termasuk Papua. Tapi secara geopolitik, Papua jauh lebih strategis. Dengan ibu kota di sana, akan ada kebangkitan perekonomian baru. Itu luar biasa,” kata Robert.

Bendahara Umum Partai Golkar ini mengibaratkan Papua sebagai raksasa yang tengah tidur. Dengan sentuhan ibu kota, Papua bisa jadi lokomotif penggerak utama perekonomian Indonesia.

Yang tidak kalah penting, kata dia, pemindahan ibu kota ke Papua juga akan membawa keseimbangan politik dan ekonomi baru bagi negara. Pusat ekonomi dan penduduk tidak akan lagi berpusat di Jawa. Dan yang jauh lebih penting, letak Papua yang sangat aman dari bencana alam.

Baca juga : Ibu Kota Negara Pindah Ke Luar Jawa, Berkah Apa Musibah?

“Karena itu, sebagai wakil dari Papua, saya mengharapkan agar pemidahan pusat pemerintahan negara dari Jakarta, perlu juga memperhatikan kawasan Papua,” katanya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.