Dark/Light Mode

Keinginan Komisi VI

Mendag Periode Mendatang Harus Mau Dengar Masukan DPR

Sabtu, 4 Mei 2019 01:01 WIB
Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Proses Pemilu 2019 sebenarnya belum selesai. Namun, di Komisi VI DPR sudah dibicarakan mengenai kabinet periode 2019-2024. Komisi VI ingin, anggota kabinet mendatang, khususnya Menteri Perdagangan (Mendag), harus sosok yang mau mendengar masukan Dewan.

“Mendag berikutnya perlu sosok yang mendengarkan kanan-kiri. Jadi, jangan jalan sendiri,” ucap Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana, di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Jelang Puasa, Pertamina Gelar Demo Masak

Azam agak kurang sreg dengan sosok seperti Mendag Enggartiasto Lukita, yang sekarang menjabat. Dia merasa, Enggar sering mengesampingkan masukan Dewan.

“Mendag sekarang ini kan bekas anggota DPR. Karena punya latar belakang anggota Dewan, dia kemudian merasa bisa menguasai (menaklukkan) DPR. Merasa bisa mengarahkan DPR. Padahal, tidak bisa dikuasai DPR itu,” cetus politisi senior Partai Demokrat ini.

Baca juga : Waspadai Gejolak Harga Saat Puasa

Azam tidak terlalu mempermasalahkan apabila posisi Mendag di periode berikutnya berasal dari politisi atau profesional. Sebab, masing-masing ada plus minusnya. Yang penting, Mendag bisa menjalin komunikasi yang harmonis. Baik dengan kementerian/lembaga lain, maupun dengan para anggota Dewan.

“Dulu, ketika Mendagnya Mari Elka Pangestu, dengan Komisi VI juga banyak benturan. Tapi, dia (mau) mendengarkan. Kalau yang sekarang ini, kurang mau mendengarkan,” keluhnya.

Baca juga : Komisi VIII Desak Pemerintah Cepat Keluarkan PP Haji

Azam lalu bicara mengenai tupoksi Mendag. Kata dia, dalam menyiapkan dan mengendalikan harga komoditas pangan, Mendag harus selalu bersinergi dengan padu, utamanya dengan Kementerian Pertanian (Kementan), sebagai penanggung jawab utama produksi pangan. Dengan demikian, harga dan pasokan pangan bisa terkendali hingga ke tingkat konsumen. Tidak seperti sekarang, selalu terjadi polemik. Utamanya dalam hal kebijakan impor pangan.

“Jadi, bagaimana Mendag selalu berkoordinasi dengan Mentan (Menteri Pertanian) bahwa data komoditas pangan itu betul-betul terkendali dengan baik. Sekarang ini, kita tidak tahu datanya valid atau tidak, tiba-tiba keluar keputusan impor pangan,” tandasnya.[KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.