Dark/Light Mode

Ketum PBNU: Hubungan Gus Dur Dan Megawati Seperti Kakak Dan Adik

Rabu, 6 April 2022 10:52 WIB
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf  (foto:ist)
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (foto:ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengungkapkan, hubungan antara Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri sangat dekat layaknya kakak dan adik.

Hal itu disampaikan Gus Yahya, sapaan Yahya Cholil Staquf dalam serial Inspirasi Ramadan 2022 bertajuk "Inspirasi Keteladanan Gus Dur", yang ditayangkan melalui akun YouTube BKN (Badan Kebudayaan Nasional) PDI Perjuangan, Selasa (5/4).

Baca juga : Lestari: Perbaikan Sisdiknas Tingkatkan Kompetensi Peserta Didik

"Gus Dur kenal dengan Megawati sudah sejak lama. Hubungan keduanya seperti kakak adik. Sudah puluhan tahun saling mengenal dan ada banyak hal yang beliau berdua berbagi. Artinya, pemikiran yang sama di antara beliau berdua. Namun, mungkin saja dalam politik praktis ada gesekan-gesekan, itu yang sangat wajar," katanya.

Selain menceritakan ide-ide dan keteladanan dari Gus Dur, Gus Yahya juga meluruskan berbagai anggapan di media sosial tentang banyaknya perbedaan pendapat antara Gus Dur dan Megawati. 

Baca juga : Putu Rudana Perkuat Hubungan RI-Rumania Lewat Seni Budaya

"Sehingga kami melihat dalam perjalanan politiknya, ada momentum-momentum yang terlihat Gus Dur berseberangan dengan Bu Mega. Itu wajar saja karena memang politik seperti itu. Politik itu muamalah dan di dalam wacana fiqih itu seperti orang lain yang tidak ada hubungan sama sekali. Seperti contoh transaksi dagang dengan saudara kandung, dalam fiqih pun harus dilakukan secara objektif, dan itu sama halnya seperti politik," jelasnya.

Gus Dur dan Megawati dinilai sebagai ikon perlawanan terhadap rezim orde baru, dengan keduanya banyak berbagi terkait nilai-nilai dasar kebangsaan dan kemanusiaan.  Ketum PBNU ini  mengenal Gus Dur sejak lama dan mengalami perubahan berkat mantan tanfidziyah Nahdlatul Ulama itu. 

Baca juga : Perpusnas Dukung Peningkatan Literasi Perempuan Dan Anak

"Saya mengenal Gus Dur sejak lama dan saya juga mengalami perubahan berkat Gus Dur. Saya berubah dulu sekitar tahun 70-an. Ada suasana, baik domestik maupun global, ketika Islam berada dalam posisi konfliktual dihadapkan dengan aktor-aktor lain, aktor-aktor kekuasaan," tuturnya. [MFA]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.