Dark/Light Mode

Kalau Jokowi Ke Ganjar, Mega Ke Puan

Banteng Vs Banteng, Yang Rugi Banteng

Senin, 23 Mei 2022 07:59 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR Puan Maharani (Foto: Istimewa)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR Puan Maharani (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Namun, para petinggi Banteng mengartikan lain. Politisi senior PDIP Andreas Hugo Pareira menilai, omongan Jokowi adalah arahan agar fokus menyelesaikan persoalan negara. Menyelesaikan persoalan pandemi, minyak goreng, dan dampak gejolak harga energi dunia. Selain itu, Jokowi juga menginstruksikan agar tak tergesa-gesa menentukan sikap dalam Pilpres 2024. "Jadi pernyataan Jokowi ini sebenarnya menegaskan sikap partai," kata Andreas, kepada wartawan, kemarin.

Kata Andreas, PDIP pun tak mau terburu-buru mengurus Pilpres. PDIP masih fokus membantu pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Alasan itu pula yang membuat PDIP tidak mau kepagian membangun koalisi Pilpres 2024.

Baca juga : Ganjar Dibuang Banteng Jateng

"Di acara Rakernas tersebut, Jokowi juga tahu di antara relawan Projo ini sudah tidak sabar menunggu arahan. Bahkan sebagian mungkin sudah mempunyai pilihan. Sehingga ungkapan ojo kesusu ini adalah untuk meredam semangat menggebu-gebu dari relawan Projo yang nampaknya sudah tidak sabar," jelas Andreas.

Lalu, apa yang akan terjadi jika Jokowi ke Ganjar dan Mega ke Puan? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, jika itu terjadi, akan ada dua capres atau cawapres dari PDIP yang akan berhadap-hadapan di 2024. Jika kondisi ini terjadi, maka akan merugikan PDIP sendiri. Sebab, suaranya akan terpecah.

Baca juga : Pelabuhan, Gerbang Terakhir Cegah Pengapalan Batu Bara Ilegal Di Kalsel

Selain itu, PDIP juga dalam posisi kurang baik. Sebab, saat pencoblosan nanti, yaitu 14 Februari 2024, Jokowi masih menjabat sebagai Presiden. Artinya, pengaruh Jokowi masih sangat besar. Calon yang tak didukung Jokowi lebih banyak ruginya bagi PDIP. "Jika itu terjadi, maka Ganjar akan diuntungkan," ujarnya.

Di sisi lain, ada juga sisi positifnya, walaupun tidak besar. Dengan memilih calon yang berbeda, berarti PDIP akan bebas dari bayang-bayang Jokowi. Kondisi ini positif bagi PDIP, karena saat ini, kepuasan publik ke Jokowi sedang berkurang. "Jadi tak akan berimbas pada PDIP," terang Ujang.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.