Dark/Light Mode

Banyak Menteri Dinilai Lamban

Banteng Ikut Ngomporin Reshuffle

Senin, 13 Juni 2022 07:46 WIB
Reshuffle kabinet/Ilustrasi (Kartun: Mice)
Reshuffle kabinet/Ilustrasi (Kartun: Mice)

 Sebelumnya 
Senada, disampaikan Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay. Ia enggan menduga-duga kemungkinan PAN bakal diajak masuk kabinet. "Kalau Pak Jokowi memberikan kesempatan pada PAN, tentu kami akan senang hati menerima dan mengirimkan kader terbaik kami yang sesuai keinginan Pak Jokowi," kata Saleh, saat dikontak, kemarin.

Sebelumnya, pada 8 Juni lalu, isu reshuffle yang lagi ramai itu, akhirnya masuk ke telinga Jokowi. Namun, soal akan adanya reshuffle, Jokowi bilang belum ada rencana rombak kabinet.

Baca juga : Menteri Siti Sukses Ajak Jerman Bantu Proyek IKN

Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menilai, dorongan dari PDIP soal reshuffle tentu akan menjadi pertimbangan penting bagi Jokowi. Menurutnya, Jokowi perlu mengabulkan keinginan publik dan dorongan dari PDIP agar reshuffle benar-benar dilakukan dalam waktu dekat ini.

Ritonga juga curiga, apa yang disampaikan Masinton itu bukan sekedar mewakili pribadinya saja. Dia menduga, suara yang disampaikan Masinton bisa disimpulkan sebagai pesan yang berasal dari PDIP. Apalagi, kata dia, banteng sudah cukup kesal dengan wacana reshuffle yang selalu batal. "PDIP sepertinya menilai Jokowi tak berani menertibkan kabinetnya," kata dia, kemarin.

Baca juga : Emang Kocek Negara Lagi Tebel?

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, Jokowi gamang soal reshuffle. Kata dia, jika melihat kondisi kabinet hari ini, reshuffle kabinet sudah sangat urgen. Banyak menteri yang kinerjanya jeblok. Publik pun dengan gampang bisa menilainya.

Dia menuding, Jokowi sepertinya tidak menjadikan hal tersebut sebagai fokus utama pemerintah. Menurut dia, fokus Jokowi saat ini adalah menyukseskan tiga agenda utama yaitu skenario untuk tiga periode. "Jadi, agenda ini belum selesai sepertinya. Masih ada upaya untuk menyuarakan kembali," kata Hendri.

Baca juga : Program Baktiku Negeriku Wujudkan Digitalisasi di Taman Nasional Ujung Kulon

Agenda kedua, kata dia, berkaitan dengan skenario pertama. Yaitu, jika skenario pertama tak berhasil, Jokowi memilih untuk memberikan dukungan kepada capres di 2024. "Ini untuk mengamankan kepentingan politiknya," ujar Hendri.

Hendri menyebut, upaya itu terlihat dari cara Jokowi mulai menggalang kekuatan relawannya. Manuver Jokowi ini, sebenarnya membuat resah elite politik di Tanah Air. "Ini yang membuat pemerintah tidak berjalan harmonis dan isu reshuffle terus dipanaskan," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.