Dark/Light Mode

Dijuluki Partai Ojek

Partai NasDem Meradang

Selasa, 28 Juni 2022 08:00 WIB
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago. (Foto: Istimewa)
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Ali menjawab keraguan soal kader internal. Bagaimanapun, partainya bertekad mencalonkan kader internal di Pilpres. Memang bukan 2024, tapi Pilpres 2029. “Nanti kami di 2029 akan mencalonkan kader internal,” kata Ahmad Ali.

Sebelumnya, CEO sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, Pemilu 2024 akan semakin memperlihatkan mana partai kader, partai populis, serta partai transaksional pragmatis. “Akan kelihatan mana yang menjadi partai ojek politik yang hanya menghantarkan calon nonpartai atau mendukung kader partai lain untuk maju kontestasi elektoral,” kata Pangi kepada Rakyat Merdeka, belum lama ini.

Baca juga : Bikin Petisi Online, Mahasiswa Minta Kejagung Usut Mafia Tambang

Misalnya, Partai NasDem yang merekomendasikan Anies Baswedan, Ganjar, dan Andika. Memang, khususnya Anies, akan memberi cottail effect alias efek ekor jas. Namun, di saat yang sama membuktikan Partai NasDem gagal melakukan kaderisasi.

“Partai Ojek Politik mungkin pantas disematkan kepada NasDem. Tidak mampu menghasilkan calon yang berasal dari kader internal NasDem sendiri dengan tradisi meritokrasi,” sebutnya.

Baca juga : Digaji Rp 234 Miliar Setahun, Mane Positif Ke Muenchen

Layaknya ojek, ketika seorang tokoh berhasil maju dan berhasil meraih kursi, dampaknya tidak baik bagi partai itu. Belum lagi jika ada deal-deal tertentu dengan calon yang diusung. Sebab setelah itu bisa aja pada periode berikutnya calon pakai partai ojek lainnya tanpa harus jadi kader, tanpa harus mengakar di partai. Ini bahaya sekali bagi demokrasi.

Dia menyebutkan, apa guna partai kalau yang didukung nonpartai atau kader partai lain. “Lama-lama orang akan bilang ngapain masuk parpol (deparpolisasi) kalau gampang jadi capres atau kepala daerah tanpa harus jadi kader partai yang mengakar? Hanya bermodal racikan elektoral, modal logistik semata,” tutupnya.

Baca juga : Pengamat Ingatkan Bahaya Partai Ojek Bagi Demokrasi

Berbeda, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, NasDem pada dasarnya hanya realistis dengan mengusung capres yang potensial untuk memenangkan pemilu. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.