Dark/Light Mode

Jelang Munas, Rasionalitas & Obyektivitas Elite Pudar

Airlangga Jawab Pengkritik Dengan Cool Dan Bijaksana

Senin, 29 Juli 2019 06:25 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto : Istimewa)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keberhasilan Partai Golkar menduduki peringkat kedua perolehan kursi di DPR dan memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 sebuah prestasi besar. Prestasi itu berkat aktivitas, motivasi dan inspirasi kepemimpinan dari ketua umum.

Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai Golkar Bidang Kerja Sama Ormas, Sabil Rachman dalam ke terangannya di Jakarta, kemarin. Menurutnya, seluruh aktivitas politik partai hanya bisa dicapai jika diarah kan dan diantarkan oleh pemimpin atau ketua umum sebagai lokomotif.

“Bagaimana mungkin capaian prestasi sama sekali tidak melibatkan faktor atau variabel kepemimpinan? Gerbong kereta tidak mungkin bergerak sendiri tanpa lokomotif yang kuat untuk mampu menarik gerbong sampai pada tujuannya,” katanya.

Sekjen PPK Kosgoro 1957 menyebut, itulah ikhtiar yang dilakukan seluruh jajaran partai ketika memilih Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar dalam Munaslub Desember 2017.

Baca juga : Sikapi Rekapitulasi Akhir Pemilu dengan Arif dan Bijaksana

“Seorang Ketua Umum yang lahir mengambil alih estafet kepemimpinan partai yang sedang menghadapi masalah dan tantangan yang tidak begitu ‘nyaman’ di tengah aneka persoalan yang diwariskan oleh pimpinan partai sebelumnya,” ujarnya.

Bahkan, kata Sabil, semua kader paham dan tahu beratnya tantangan tersebut. Sehingga tumbuh kesadaran kuat untuk memilih pemimpin hasil sintesa problematika partai yang dihadapi kala itu.

“Tidak banyak kader yang mampu tampil secara berani saat partai terengah-engah menghadapi masalah yang tidak mudah diselesaikan,” katanya.

Menurut Sabil, Airlangga memiliki ketenangan dengan visi yang jelas, orientasi yang tegas dan target yang terukur. Hasilnya, Airlangga berhasil membawa Golkar dengan waktu hanya 15 keberhasilan Partai Golkar menduduki peringkat kedua perolehan kursi di DPR dan memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 sebuah prestasi besar.

Baca juga : Jokowi Minta Stok dan Harga Pangan, Serta Pasokan BBM Dikawal Ketat

Prestasi itu berkat aktivitas, motivasi dan inspirasi kepemimpinan dari ketua umum. bulan jelang pemilu, bisa ke luar dari jurang maut.

“Debat- debat murahan yang berkembang saat ini dengan meragukan capaian sebenar nya itu bisa dipahami dalam ke - rangka Munas untuk mendelegi timasi prestasi. Mestinya ki ta tidak menafikkan prestasi Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga,” katanya.

Menurutnya, seolah-olah partai tidak punya prestasi atau gagal sama sekali dalam pileg dan pilpres. “Narasi subyektifitas dibangun begitu terstruktur untuk menegaskan bahwa Airlangga gagal menjadi bukti sebagian kader Golkar sedang mengantarkan partainya untuk hancur di mata publik,” ujarnya.

Bagi Sabil, penilaian tersebut sangat berbahaya. Bahkan, dia mempertanyakan kader tersebut sebagai pejuang Golkar. “Ketika berhasil membawa Golkar menduduki peringkat kedua di parlemen masih dipertanyakan?” Ujarnya.

Baca juga : Keputusan Gerindra Gabung Koalisi, Kuncinya Dipegang Jokowi

Sabil menyatakan, kelompok tersebut telah gagal paham dalam membaca statistik keberhasilan Ketua Umum dengan beberapa variabel yang menjadi tantangannya. "Kontestasi menurut saya tidak boleh menghapuskan tradisi ilmiah dan akademik yang selain rasional juga obyektif dalam menilai sesuatu,” ujarnya.

Menurut dia, gejala ini sudah sangat menguat se tidaknya dalam dua bulan terakhir jelang Mu nas Golkar. “Saya tidak pernah menyaksikan selama ini seorang ketua umum yang kita sebut sebagai simbol dan marwah partai itu dipenuhi dengan stigma dan tuduhan negatif yang dramatik. Namun yang membanggakan dan menarik buat saya adalah respons Ketua Umum yang tetap cool dan bijak,” katanya.

Menurut Sabil, kepemimpinan dengan sikap yang tetap cool dan bijak menjadi penting untuk menciptakan situasi internal kepartaian yang sehat dan fokus pada misinya, bukan kepemimpinan yang sarat sensasi tapi miskin prestasi.

“Ketua Umum Airlangga Hartarto telah memberikan contoh, bahkan sebuah Legacy baik untuk tetap kita hidupkan di masa depan partai maupun bangsa,” ujarnya. [MHS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.