Dark/Light Mode

Bagai Ibu Kandung, Megawati Tak Tergantikan

Jumat, 9 Agustus 2019 18:23 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dalam acara Kongres V PDIP di Hotel Grand Inna Beach, Denpasar, Bali , Kamis (9/8). (Foto: Istimewa)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dalam acara Kongres V PDIP di Hotel Grand Inna Beach, Denpasar, Bali , Kamis (9/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kongres V PDI Perjuangan (PDIP) di Hotel Grand Inna Beach, Denpasar, Bali, secara aklamasi mengukuhkan kembali Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum periode 2019-2024. Pengukuhan Megawati sebagai Ketum PDIP itu berlangsung dalam sidang tertutup di sela hari pertama kongres di Bali, Kamis (8/8) malam.

Terkait hal ini, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Bunda Mulia Silvanus Alvin menilai, Megawati akan tetap menjabat sebagai Ketum PDIP seumur hidup. Pasalnya, Megawati merupakan simbol "Ibu" dari partai pemenang Pemilu 2019 itu. 

"Sama seperti kita, yang pasti memiliki ibu kandung. Sosok ibu kandung itu tidak akan tergantikan. Begitu pula Megawati yang dianggap Ibu Banteng bagi pada kader PDIP," kata Alvin lewat pesan singkat, Jumat (9/8). 

Baca juga : Didaulat Jadi Ketum Dalam Sidang Tertutup, Megawati Minta Maaf

Alvin menjelaskan, dilihat dari kacamata komunikasi politik, personalisasi PDIP adalah Megawati. Belakangan, santer terdengar ada isu Megawati bisa saja diganti oleh penerus Trah Soekarno yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo, maupun non Trah Soekarno seperti Presiden Joko Widodo. 

"Namun, elite-elite tersebut belum ada yang mampu menyamai, maupun dianggap pantas menggantikan sosok Megawati," ujar Alvin.

Ia berpendapat, personalisasi politik atas tokoh tertentu kurang baik. Karena itu, ia menyarankan partai berlambang banteng moncong putih itu mempersiapkan regenerasi kepemimpinan. Misalnya, posisi Ketum PDIP tetap Megawati, tapi ada posisi baru seperti Ketua Harian PDIP. 

Baca juga : Warga Korea Gerah Liat Spanduk AntiJepang Marak di Toko dan Jalanan

Ibarat di Inggris, Ratu menjadi simbol dan urusan sehari-hari menjadi tugas Perdana Menteri. 

"Posisi Megawati ini saya lihat masih sentral sekali dalam kancah politik di Indonesia. Buktinya, Prabowo saja yang kemarin beda arah politiknya, kini kian mendekat. Bukan tidak mungkin, PDIP meraih suara terbanyak kembali pada Pemilu 2024," papar Alvin.

"Ketergantungan pada sosok Megawati akan membawa limitasi sendiri bagi PDIP. Bagaimanapun Megawati manusia, yang pada saatnya harus beranjak dari dunia fana. Pada saat itu, kalau Megawati belum menyiapkan penerusnya maka PDIP akan terjun bebas," imbuhnya.

Baca juga : Pasca Gempa Banten, 7 Rumah di Cianjur dan Bandung Barat Rusak Berat

Lulusan Master of Arts dari University of Leicester Inggris ini menilai, Kongres V PDIP yang digelar di Bali tahun ini harus menjadi momentum untuk memberitahukan secara nasional, siapa kandidat yang akan menjadi penerus Megawati.

"Pemilihan penerus pun juga harus diatur sedemikian rupa. Jangan hanya melihat figur politik dengan elektabilitas tinggi. Selain itu, PDIP juga jangan terkungkung dengan pemahaman bahwa yang bisa menduduki jabatan ketum hanyalah trah biologis Soekarno. Perhatikan unsur kesamaan ideologisnya, karena itu yang penting," tandas Alvin. [OKT]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.