Dark/Light Mode

Mega Singgung “Pemimpin Ganteng”

Kali Ini, Demokrat Tidak Membalas

Senin, 26 Juni 2023 08:00 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) memekikkan Salam Pancasila saat peringatan puncak Bulan Bung Karno (BBK) 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). (Foto: Antara)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) memekikkan Salam Pancasila saat peringatan puncak Bulan Bung Karno (BBK) 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Biasanya, Partai Demokrat langsung sensi saat “dicolek” PDIP. Tapi, kali ini tidak. Buktinya, saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal “pemimpin ganteng” yang merujuk kepada Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, Demokrat tidak membalas.

Mega menyinggung soal “pemimpin ganteng” itu saat berpidato di hadapan ratusan ribu kader PDIP, dalam Puncak Peringatan Bulan Bung Karno, di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (24/6). Saat itu, Mega menceritakan kekalahannya dari SBY di Pilpres 2004.

“Waktu Ibu mau jadi presiden lagi, terus ada ibu-ibu bilang gini ‘aduh Ibu maaf, sebetulnya saya mau milih ibu lagi, tapi saya kok kepingin milih yang ganteng’. Pusing kepala saya,” ucap Mega, dalam pidatonya.

Baca juga : Kaesang Incar Wali Kota Depok, Jokowi Mendoakan, Tidak Melarang

Dalam Pilpres 2024, Mega meminta para kader untuk tidak memilih Capres hanya berdasarkan penampilan semata. Menurutnya, pemimpin Indonesia harus dilihat secara lahir batin. Sebab, yang diperlukan adalah pemimpin yang punya pengalaman, baik di lembaga legislatif maupun eksekutif.

Presiden ke-5 RI ini menambahkan, pimpinan yang visioner dan punya rekam jejak prestasi adalah dua hal penting yang harus dipertimbangkan masyarakat saat memilih Presiden di 2024. “Saya ingatkan, lima menit coblosnya, lima tahun ngerasain senang atau susahnya. Hati-hati loh,” wanti-wanti Mega.

Sebelum-sebelumnya, jika disindir seperti ini, Demokrat langsung bereaksi. Tidak jarang berlanjut ke saling serang dan menjelekkan. Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief bahkan beberapa kali terlibat “perang” dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang diawali dari sindiran seperti itu.

Baca juga : Kajol Indonesia Ajak Masyarakat Untuk Tidak Membuang Sampah Di Sungai

Tapi kali ini, Demokrat kalem saja. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Rachland Nashidik justru memuji kepemimpinan Mega.

Soal kekalahan Mega, Rachland menyebut, bukan hanya disebabkan sosok SBY yang gagah dan tampan, tapi lebih karena masih kuatnya budaya patriarki di masyarakat. Menurutnya, saat itu masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak mau dipimpin perempuan.

Soal prestasi, dia menyebut, Mega sangat baik. Untuk urusan menurunkan debt to equity ratio dan angka kemiskinan, prestasi Mega bahkan melebihi Presiden Jokowi.

Baca juga : Demokrat Tetap Setia Ada Di Koalisi Perubahan

“Ibu Mega adalah pendekar reformasi. Dan kalau mau jujur, prestasi pemerintahannya, meski hanya singkat, melebihi prestasi Pak Jokowi,” ungkap Rachlan, dalam keterangan persnya.

Dia lalu berbicara soal SBY. Menurutnya, SBY bisa menang dua kali di Pilpres saat melawan Mega bukan hanya karena faktor ganteng. Tapi SBY juga cerdas, berpengalaman, dan kharismatik. Dia pun meminta semua pihak mengambil pelajaran dari masa lalu dan tidak saling menyudutkan. Sebab, yang paling dibutuhkan saat ini adalah pemimpin yang terbuka hatinya untuk bekerja sama dengan semua pihak demi kemajuan bangsa.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.