Dark/Light Mode

Ajak Menangkan Jokowi Di HUT NU Ke-93

Kiai Said: Ini Doa Bukan Kampanye

Jumat, 1 Februari 2019 05:13 WIB
Presiden Jokowi berpidato dalam peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-93 di JCC, Kamis (31/1). (Foto: Humas Setkab)
Presiden Jokowi berpidato dalam peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-93 di JCC, Kamis (31/1). (Foto: Humas Setkab)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kehadiran Presiden Jokowi di peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-93 di JCC, Kamis (31/1) disambut meriah nahdliyin. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj turut memuji dan mendoakan Jokowi, agar bisa menang lagi. Jokowi mengaminkan doa tersebut.

Usia NU saat ini hampir satu abad. Tepat tanggal 31 Januari 1926 atau 93 tahun yang lalu, ormas ini lahir di Surabaya. Untuk memperingati hari bahagia ini, PBNU menggelar hajatan. Acara digelar meriah di JCC atau Jakarta Convention Center. Jokowi turut diundang untuk membuka acara.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, acara kali ini digelar terbatas. Hanya pimpinan pengurus NU di tingkat pusat, wilayah (provinsi) dan cabang (kabupaten/kota) yang diundang. Menurut panitia, acara memang bersifat internal, karena setelahnya akan dilakukan konsolidasi menghadapi NU satu abad.

Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 1.15 siang. Eks gubernur DKI itu mengenakan batik lengan panjang berwarna biru tua, dan peci hitam. Dia disambut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, serta pengurus NU tingkat pusat dan wilayah.

Baca juga : Dukung Jokowi-Maruf, WNI Di New York Gelar Doa Bersama

Jokowi kemudian duduk di kursi barisan depan. Tempat duduknya persis di sisi kanan Said Aqil. Sejumlah pengurus PBNU terlihat hadir, seperti Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dan Ketua Robikin Emhas.

Para menteri yang hadir antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, serta Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa.

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars NU, hadirin dihibur atraksi pencak silat. Atraksi pertama dilakukan anak-anak sekolah dasar dan SMP. Berpakaian ala pendekar, anak-anak ini terlihat begitu lincah memeragakan kesenian itu. Setelah giliran Pasukan Inti (Pasti) yang beratraksi.

Atraksi yang memukau hadirin adalah atraksi mengupas kelapa dengan gigi. Penonton yang tak biasa, bergidik ngilu melihat atraksi ini. Ada tiga kelapa yang dikupas. Dari dalam kelapa itu, dikeluarkan tiga bendera, yakni Merah Putih, Nahdlatul Ulama, dan satu kain bergambar Presiden Jokowi. Tepuk tangan pun terdengar. Jokowi pun ikut bertepuk tangan.

Baca juga : Jokowi: Saya Lelah Saya Bukan Robot

Setelah itu, giliran Said Aqil yang maju ke atas mimbar memberi sambutan. Dalam pidatonya, Said mengimbau warga Nahdliyin agar turut menyukseskan pemilu 2019 dengan damai, aman, nyaman dan santai. "Jangan tegang. Kalau perlu, habis nyoblos gelar dangdutan," ujarnya.

Setelah itu, Said mendoakan Jokowi agar diberikan kemenangan. "Dan kita semua yang ada di sini Pak Presiden, bukan kampanye. Semuanya mendoakan, mudah-mudahan Bapak Jokowi diberi kekuatan lahir batin oleh Allah, diberi petunjuk oleh Allah. Sehingga mendapatkan ijajah wan najah, kemenangan dan kesuksesan. "Mendoakan ini, bukan kampanye loh," kata Said yang disambut tawa dan teriakan "amiiinn" dari hadirin.

Jokowi kembali terlihat tersenyum. Said kembali menegaskan, apa yang disampaikannya bukan kampanye. "Semuanya mendoakan. Mendoakan, boleh, kan?" kata Said. Said lalu memaparkan, PBNU akan menggelar Musyawarah Nasional pada 27 Februari sampai 1 Maret mendatang. Tempatnya di Pondok Pesantren Al-Azhar, Banjar, Jawa Barat.

Acara akan diikuti sekitar 10 ribu ulama. Munas itu membahas beberapa hal. Pertama, menguatkan kembali keputusan muktamar PBNU di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 1930 yang menyebut Indonesia adalah negara darussalam, bukan darul Islam. Selain itu, akan membahas ekonomi umat. Terutama, soal monopoli perdagangan. Yang terakhir, Munas sekaligus akan memperkuat kembali definisi Islam Nusantara. Menurut Said, Islam Nusantara ini masih kerap dipersoalkan sejumlah pihak. Hasilnya nantinya akan disampaikan ke publik. Ia menegaskan, hasil musyawarah itu bukan berupa fatwa.

Baca juga : Firman Subagyo Dorong Pemerintah Libatkan Kementan

Setelah Said, giliran Jokowi yang naik ke atas panggung. Presiden mengawali pidato dengan memberikan pujian kepada kiai NU. Dia mengaku merasa tenang dan adem, saat berada di tengah-tengah kiai dan Nahdliyin. Apresiasi Jokowi juga disampaikan kepada para pendekar pencak silat, yang sudah beraksi. Terutama, atraksi mengupas kelapa dengan gigi. "Itu yang muda-muda, saktinya itu. Apalagi yang sepuh-sepuh, pasti jauh lebih sakti daripada itu," kata Jokowi.

Dalam pidatonya, Jokowi tidak menimpali doa dari Said. Jokowi baru merespons doa Said saat ditanya wartawan, sesaat sebelum meninggalkan acara. Sambil menengadahkan tangan, Jokowi bilang begini. "Doa diamini saja. Amiiinn".

Jokowi mengingatkan bahwa perkembangan teknologi akan membawa dampak perubahan lanskap ekonomi, politik, dan sosial. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.