Dark/Light Mode

Bicara Soal Keislaman Keluarganya Di Muhammadiyah

Jokowi: Cek Saja

Sabtu, 16 Februari 2019 06:33 WIB
Presiden Jokowi bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri), Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (kiri), dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bengkulu Syaifullah menandai pembukaan Tanwir Muhammadiyah, di Balai Semarak Bengkulu, Jumat (15/2). (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri), Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (kiri), dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bengkulu Syaifullah menandai pembukaan Tanwir Muhammadiyah, di Balai Semarak Bengkulu, Jumat (15/2). (Foto: Biro Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi berulang kali menangkis isu PKI, asing dan aseng yang kerap menyerang dirinya. Namun baru kemarin, Jokowi bicara soal keislaman keluarganya. Kata Presiden, bagi yang ragu soal ini, gampang mengeceknya.

Hal ini diutarakan Jokowi saat membuka Sidang Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu. Jokowi mendarat di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, pukul 08.45 pagi. Dari sana, Jokowi langsung menuju halaman Rumah Dinas Gubernur Bengkulu, lokasi Sidang Tanwir Muhammadiyah. Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang, yang dibalut setelan jas warna hitam dan peci warna senada, disambut Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan para petinggi Muhammadiyah lainnya.

Sidang Tanwir kali ini digelar pada 15-17 Februari. Temanya “Beragama yang Mencerahkan”. Dalam sambutannya, Jokowi berterima kasih kepada Muhammadiyah yang ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.Muhammadiyah juga melahirkan banyak pahlawan nasional mulai dari KH Ahmad Dahlan, Ibu Nyai Walidah Ahmad Dahlan, Ir. Sukarno, Ibu Fatmawati, dan Kasman Singodimedjo. Jokowi juga berterima kasih atas amal usaha Muhammadiyah.

Presiden mengaku, ia juga pernah mengunjungi berbagai institusi Muhammadiyah. Baik sekolah, pesantren, hingga rumah sakit di berbagai kota di Indonesia.

Baca juga : Luhut Bilang Jokowi Pantas Jadi Kopassus

“Supaya juga bapak ibu ketahui Ibu Iriana itu berkuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Cucu saya, Jan Ethes, itu lahir di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. Mungkin, ada yang belum tahu,” kata Jokowi yang disambut tepuk tangan hadirin.

Setelah itu, Jokowi meluruskan berbagai fitnah yang ditudingkan kepadanya. Seperti antek asing, aseng, PKI dan kriminalisasi ulama. “Selama 4 tahun ini saya diam dan tidak jawab apa-apa. Mumpung Sidang Tanwir Muhammadiyah, saya akan jawab semua,” kata Jokowi.

Yang pertama adalah tuduhan antek asing. Jokowi heran atas tudingan itu. Soalnya, dia punya kebijakan mengambil alih aset dari tangan asing kembali dikelola penuh oleh Indonesia. Misalnya, pada 2015, pemerintah mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam yang sebelumnya dikelola Jepang dan Prancis.

Tahun 2018, pemerintah juga mengambil alih Blok Rokan, yang dikelola Chevron (Amerika Serikat) lebih dari 90 tahun. Terakhir adalah Freeport. Yang sahamnya diambil alih pemerintah melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum. Padahal, kata dia, bukan hal yang mudah mengambil aset dari tangan asing itu. Karena kalau mudah pasti sudah dari dulu-dulu dilakukan. Menurutnya, isu dirinya antek asing ini memang sengaja dibesarkan di tahun politik ini.

Baca juga : Kemerdekaan Perempuan Di Masa Nabi Muhammad SAW

Jokowi kemudian meluruskan tudingan sebagai anggota PKI. Kata dia, tudingan itu tak masuk akal. Soalnya ia lahir tahun 1961, sementara PKI dibubarkan sekitar tahun 1965-1966. “Umur saya saat itu masih 4 tahun. Kalau ada yang menuduh Presiden Jokowi itu PKI, berarti dulu ada PKI balita?” kata Jokowi disambut tepuk tangan peserta Sidang Tanwir.

Tak hanya dirinya, Jokowi juga mengatakan orang tua hingga kakek neneknya juga dituding sebagai anggota PKI. Untuk itu, dia meminta publik mengecek di masjid terdekat. Baik di rumah orang tua, maupun rumah kakeknya soal keislaman keluarganya. “Bisa untuk cek. Sangat mudah sekali saat ini. Tidak ada yang bisa ditutupi,” katanya.

Terakhir, Jokowi bicara soal dirinya yang dituding melakukan kriminalisasi ulama. Dia menjelaskan, siapa pun dan apa pun jabatannya, selama melakukan permasalahan dan diputus hukuman penjara, itu murni persoalan hukum. “Kalau orang tidak punya masalah, itu kriminalisasi. Silakan datang ke saya, saya akan urus,” jelasnya.

Terakhir, Jokowi menjelaskan tentang pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan pemerintah selama 4,5 tahun terakhir. Kata Jokowi, langkah itu dikatakannya bukan tanpa alasan. Hal ini dipilih karena stok infrastruktur masih sangat rendah. Jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Soal adanya anggapan pemerintah hanya membangun infrastruktur yang besar-besar, Presiden mengemukakan, yang kecil-kecil itu dibangun melalui dana desa.

Baca juga : Jokowi-JK Seperti Perangko

Dari dana desa yang telah diberikan ke desa-desa, menurut Jokowi, telah dibangun berbagai infrastruktur dasar bagi rakyat yang ada di desa. “Saat ini, telah terbangun 191.000 km jalan-jalan yang ada di desa,” katanya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.