Dark/Light Mode

Soroti Data dan Prioritas Pemerintah

PAN: Reshuffle Nggak Bakal Ngaruh

Kamis, 6 Agustus 2020 16:41 WIB
Ketua Dewan Pakar PAN, Dradjad Wibowo
Ketua Dewan Pakar PAN, Dradjad Wibowo

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Amanat Nasional (PAN) menilai jika benar terjadi reshuffle kabinet, itu akan percuma. Pasalnya, ada persoalan dalam akurasi data dan prioritas kebijakan pemerintah.

Hal itu diutarakan Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo di Jakarta. “Soal data, dari beberapa kali pernyataan Presiden tentang ekonomi keuangan, saya menduga Presiden mendapat masukan data yang tidak akurat,” katanya.

Baca juga : Semoga Belanja Pemerintah Bisa Selamatkan Ekonomi Kita

Dradjad mencontohkan, saat video Presiden marah tanggal 18 Juni, ternyata data angaran kesehatan yang disebut Presiden tidak klop dengan lampiran Perpres 54/2020. Bahkan Perpres 72/2020 baru diteken 24 Juni 2020. Padahal tanpa Perpres 72, semua menteri tidak punya wewenang memakai dana di pos Bendahara Umum Negara (BUN), kecuali Menteri Keuangan (Menkeu).

“Jadi harusnya Presiden marah ke mereka yang menyiapkan Perpres 72. Kenapa baru selesai 24 Juni?” ungkap ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) ini.

Baca juga : Peluang PAN Masuk Kabinet Terbuka Lebar

Sekitar 40 hari setelah Perpres 72 ditekan, menurut Dradjad, per 3 Agustus, serapannya Rp 141 triliun atau sekitar 20 persen. Kalau dibagi 40/365 hari, maka serapan rata-rata seharusnya hanya 11 persen.

Jadi serapan 20 persen dalam 40 hari itu, menurutnya, sudah cepat sekali. Hampir dua kali lipat dari rata-rata seharusnya. “Kok Presiden masih marah dengan serapan secepat itu? Saya menjadi penasaran, siapa kompor yang membuat Presiden marah terus?” ungkap Dradjad.

Baca juga : Dana Riset Dijamin Pemerintah, Peneliti Nggak Usah Pusing

Dia mengingatkan, kalau serapan dikebut terlalu cepat, dikhawatirkan akan banyak lubang penyelewengan. Dikatakannya, dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sumbernya banyak dari utang. Jika dikeluarkan tanpa mengikuti prinsip tata kelola yang benar, malah akan bermasalah. (BSH)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.