Dark/Light Mode

Pemerintah Banyak Dibenci

Mega Perintahkan Banteng Jaga Jokowi

Sabtu, 29 Agustus 2020 07:03 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (Foto: ist)
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Megawati Soekarnoputri pasang badan buat Presiden Jokowi. Ketum PDIP itu melihat, saat ini banyak yang benci ke pemerintah, bahkan sampai-sampai meminta Jokowi turun. Karena itu, dia memerintahkan seluruh kader banteng di pusat dan daerah untuk mengawal dan menjaga Jokowi.

Belakangan ini, Mega aktif menyampaikan sikap politiknya. Mulai dari menyindir Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), hingga pembelaannya terhadap Jokowi. Setelah bicara soal fitnah PKI terhadap dirinya dan Jokowi pada Rabu (26/8), Presiden Kelima ini kembali membela Jokowi. Pernyataan ini disampaikan Mega dalam acara pengumuman pasangan calon kepala daerah yang dilakukan secara daring, kemarin.

Di hadapan kader dan para calon kepala daerah yang diusung PDIP, Mega banyak bicara soal kepemimpi­nan. Dia meminta pasangan yang di­ usung PDIP selalu bertanggung jawab meneruskan aspirasi rakyat.

Putri kedua Bung Karno ini me­ngingatkan, calon yang mendapat restu­nya jangan mementingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan golongan.

Selain membekali calon, dia juga memberi pesan kepada seluruh kader PDIP untuk menjaga pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sam­pai masa jabatannya berakhir. Mega mengaku heran jika ada yang tidak suka dengan pemerintahan ini. Bahkan sampai meminta Jokowi mundur dari jabatannya.

Baca juga : Permintaan Benih Florikultura Melonjak Di Masa Pandemi

Padahal, untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia, kata dia, kini caranya lebih fair. Kepala negara dipilih oleh rakyat melalui pemilu secara langsung. Bukan lagi melalui MPR RI seperti sebelum era Reformasi. “Banyak orang tidak suka dengan pemerintahan sekarang. Padahal pemerintahan ini pilkada­nya (pemilu) langsung, bukannya (seperti) dulu oleh MPR. Tolong diingat. Lah kok bisa­-bisanya minta Pak Jokowi mundur,” kata Mega.

Mega juga mengingatkan, Jokowi merupakan kader banteng yang diusung penuh dengan modal kursi terbanyak di parlemen. “Dia Presiden kita. Kebetulan orang PDIP, dari awal kita usung dia (Jokowi). Ada pengusung, ada pendukung. Kadang sering dibaurkan, padahal salah. Kita pengusung. Pendukung ya bisa dilihat yang lain,” terang Mega.

Mega bilang, selama ini Jokowi sudah bekerja keras. Bahkan saat pandemi corona melanda, kata Mega, Jokowi sudah setengah mati berupaya agar ekonomi Indonesia tak masuk ke jurang resesi. Meski diakuinya, saat ini roda perekonomian cenderung melambat.

Mega menilai, kondisi ini tidak lepas dari pertolongan Tuhan dan se­mangat ideologi Pancasila yang selalu digelorakan. Sebab itu, dia mengajak masyarakat agar terus bergotong royang dan saling membantu satu dengan lainnya.

Wasekjen DPP PDIP, Arif Wibowo me­nyatakan, arahan ketua umumnya sudah sangat jelas. Sebagai partai pengusung dan yang memenangkan Jokowi, PDIP harus menjaga eks Gubernur DKI itu sampai selesai. “Itu satu keputusan politik yang kita ambil, dan itu memang harus konsisten,” ujarnya saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Kemenpora Bakal Awasi dan Dampingi Pengelolaan Anggaran Cabor

Siapakah yang menjadi ancaman pe­merintahan saat ini? Arif tidak ingin asal tunjuk batang hidung orang. Menurutnya, pernyataan Mega mempertimbangkan banyak hal. Ada atau tidaknya ancaman, PDIP akan tetap mengawal Jokowi hingga periodenya berakhir.

“General saja. Itu (perintah ngawal) diulang­-ulang dalam rapat DPP. Nggak ada nyudutin KAMI. Itu penegasan, ngingetin kader saja. Apalagi ini terkait pilkada, banyak paslon yang kita usung. Jadi lebih tertuju pada mereka. Apalagi, tidak semuanya kader lama kita. Ada yang kader baru,” ungkapnya.

Politisi PDIP lainnya, Ahmad Basarah menegaskan, pernyataan Mega hanya bersifat internal untuk menggembleng calon kepala daerah. Tujuannya, agar mereka paham konstalasi politik nasional, dan loyal mendukung maupun menjaga kepemimpinan Presiden Jokowi sampai selesai masa tugasnya.

Ditanya siapa yang dimaksud ketua umumnya, Basarah tidak ingin me­nyebut nama. “Bu Mega tidak me­nyebut spesifik orang per orang. Tetapi lebih kepada gerakan politiknya yang berusaha menjatuhkan Presiden Jo­kowi di luar cara­-cara konstitusional dan demokrasi,” bebernya.

Seperti diketahui, belakangan se­jumlah pihak kerap melontarkan kritik terhadap kepemimpinan Jokowi. Pen­diri PAN Amien Rais bahkan tak segan meminta Jokowi untuk mundur dari jabatannya. Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Rocky Gerung bahkan mengajak rak­yat untuk mencabut mandat dukungan terhadap Jokowi.

Baca juga : Kerugian Pertamina Lebih Kecil Dibanding Perusahaan Migas Dunia Lain

Direktur Eksekutif Emrus Corner, Emrus Sihombing menganggap wajar perintah Mega mengawal Jokowi. Begitu juga dengan pihak yang menyuarakan agar Jokowi mundur. Syaratnya, tidak melakukan upaya inkonstitusional.

Terkait KAMI, Emrus tidak yakin organisasi yang dideklarasikan Din Syamsuddin itu murni gerakan moral. Sebab, tidak ada fenomena sosial yang parsial. Apalagi, narasi yang dibuat tidak sekadar gerakan moral semata.

Ketika ditanya, apakah ada gerakan yang ingin menjatuhkan Jokowi, Em­rus menyebut tidak ada. “Terus terang, saya belum melihat ada gerakan yang akan menggulingkan presiden. Karena presiden sekarang dipilih oleh rakyat dan beliau menurut saya kuat. Karena itu, menurut saya termasuk berlebihan juga (kalau ada yang ingin menggulingkan),” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.