Dark/Light Mode

Setelah Dicerai Demokrat di Sumbar

Hasto Kecewa, PDIP Cuma Jadi Penonton

Senin, 7 September 2020 06:08 WIB
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Foto: Istimewa)
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Beliau para tokoh tersebut adalah para pejuang bangsa, sosok pembelajar yang baik, dan menjadi keteladanan seluruh kader partai,” ujar Hasto.

Hasto mengklaim, PDIP selalu berkomitmen terhadap kemajuan Sumbar. Ia juga mengklaim, partai selalu mendorong Presiden Jokowi untuk sering kunjungan kerja dan membangun Sumbar tanpa kecuali.

Hal senada disampaikan Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah. Dia menilai, pernyataan Putri Megawati tersebut sudah dipolitisasi oleh beberapa pihak de ngan berbagai latar belakang motif. Mulai dari motif persaingan kontestasi Pilkada Sumbar sampai motif ideologis dan politis untuk menghancurkan citra Puan dan PDIP.

Baca juga : Diusung Partai Demokrat, Kamala Harris Resmi Jadi Calon Wakil Presiden AS

Padahal, kata dia, jika ditelisik secara jernih dalam konteks alam pikir kebangsaan dan spiritualitas, dapat ditemukan esensi alam pikir dan spiritualitas seorang Puan dalam dimensi Nasionalisme Religius. Saat deklarasi, Puan berbicara seperti ini.

“Semoga Sumatra Barat menjadi Provinsi yang memang mendukung Pancasila. Bismillahirrahmani rahiim.” Ketua DPP PDI Perjuangan ini menjelaskan, ketika kata “Pancasila’’ dan “Bismillah’’ diucapkan oleh Puan dengan sadar dan khidmat, itu membuktikan bahwa dalam dirinya terbentuk dan mengalir pikiran kebangsaan dan sikap religius yang sangat kuat.

Konstruksi pemikiran dan sikap Puan yang Nasionalis Religius ini menggambarkan Puan bukan hanya sosok cucu biologis Bung Karno, tetapi juga sosok cucu ideologis Bung Karno. “Nasionalisme religius Puan Maharani juga lahir dari latar belakang kultural ayahnya, Alalmarhum Taufiq Kiemas, dan ibunda tercinta, Megawati Soekarnoputri,’’ kata Basarah, dalam rilis yang diterima redaksi, kemarin.

Baca juga : Antisipasi Dampak Kemarau Di Sumatera, Kementan Siapkan Sejumlah Strategi

Wakil Ketua MPR ini menilai, agak mengherankan jika ada yang tesinggung hanya karena Puan berharap Sumbar menjadi Provinsi yang mendukung Pancasila. Basarah menilai, mestinya ucapan Puan itu justru dilihat dari kecintaan Puan yang besar pada rakyat Sumbar agar dapat lebih sejahtera dan berkeadilan sosial melalui pilkada 2020 ini.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai keputusan Mulyadi-Ali sebagai sikap politik realistis. Karena jika mempertahankan dukungan dari PDIP, mereka akan sulit menang. “Mereka akan sulit mengambil simpati rakyat Sumbar yang sudah marah gara-gara omongan Puan,” kata Pangi, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Apalagi, sampai saat ini Puan belum memberikan klarifikasi terhadap pernyataannya tersebut. Jika dukungan PDIP tetap dipaksakan, hal itu dapat meme ngaruhi perolehan suara Mulyadi-Ali. Selain itu, tak bergabungnya PDIP dalam koalisi Mulyadi-Ali juga tak memengaruhi syarat pencalonan kedua nya di Pilgub Sumbar. Sebab, Demokrat dan PAN masing-masing memiliki 10 kursi di DPRD. “Sebenarnya tidak ada PDIP juga tidak ada masalah,” ujarnya.

Baca juga : Muhammadiyah Sudah Lemah

Apalagi PDIP memutuskan tidak ambil bagian. Artinya, mereka hanya akan jadi penonton di Pilkada Sumbar.

Dosen UIN Jakarta ini mengakui pengembalian surat dukungan akan memiliki kesan tidak etis. Tetapi Mulyadi dan Ali memilih risiko tersebut ketimbang kehilangan dukungan masyarakat. Ibaratnya, mereka maju untuk menang, bukan untuk menjadi bulan-bulanan yang dapat dijatuhkan setiap saat dengan gorengan isu itu, sekaligus hanya membuang waktu dan energi secara percuma. “Lawan akan terus menggoreng isu ini. Tentu saja pasangan ini enggak mau menghabiskan energi untuk hal-hal tersebut,” jelasnya.

Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan, dalam masalah ini PDIP seharusnya tidak memberikan pembelaan dan menganggap Puan tidak bersalah. Menurut dia, masalah ini bukan soal bela membela. Tapi rasa batin orang Padang. “Dan itu enggak bisa dibela dengan pernyataan, itu musti dengan kerelaan untuk mengakui lalu cari cara untuk berdamai,” jelas Rocky Gerung, dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.