Dark/Light Mode

Tuding Nasionalis Diam

Grace Berani Gigit Banteng

Rabu, 13 Maret 2019 14:17 WIB
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie. (Foto: Twitter@PSInomor11)
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie. (Foto: Twitter@PSInomor11)

RM.id  Rakyat Merdeka - Baru tapi galak. Tak peduli kawan dan lawan. Semua dia “hajar”. Itulah gaya Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie. Bicara soal kepedulian ke rakyat kecil dan anti diskriminasi, politisi bekas presenter TV itu menyerang kaum nasionalis yang kerjanya cuma diam ketika ada wong cilik diinjak-injak dan hak kebebasan beragama dan berpendapat diabaikan. Politisi PDIP merasa digigit. Kader “banteng” pun balik nyeruduk Grace.

“Bagaimana mungkin disebut partai nasionalis, kalau diam-diam menjadi pendukung terbesar perda syariah?” kata Grace saat berpidato di acara Festival 11 di Medan, Senin (11/3). Dalam pidato yang berapi-api itu, Grace salah satunya menyoroti Perda Syariah yang sangat diskriminatif. Maksudnya, tidak mengakomodir kelompok agama lain selain Islam.

Baca juga : Himki Minta Keran Impor Furnitur Dibatasi

Dia mempertanyakan sikap partai-partai nasionalis yang diam ketika banyak kasus diskriminasi. Mulai dari kasus yang dianggap penistaan agama seperti kasus Ibu Meliana, tiga gereja disegel di Jambi, persekusi atas jemaat GBI Philadelpia, hingga kasus nisan kayu salib dipotong dan prosesi doa kematian seorang warga Katolik ditolak massa di Yogyakarta.

Dia juga mempersoalkan adanya partai nasionalis yang ikut mengambil inisiatif meloloskan RUU Pesantren dan Pendidikan Agama. Dia mempersoalkan rancangan ini karena berpotensi membatasi sekolah minggu, yang selama ini diatur secara otonom oleh gereja.

Baca juga : Peran Vital La Pulga

"Lolosnya RUU ini melukai rasa keadilan umat Kristiani. Saya jadi bertanya-tanya: kenapa partai nasionalis dan Islam moderat abai dan tega meloloskan rancangan ini?," tutur Grace. PSI sebenarnya tidak perlu berdiri jika tugas dan peran partai nasionalis dijalankan dengan baik. Karena itu, dalam kondisi kekecewaan inilah PSI harus hadir. Sebab, jika hanya mengandalkan partai nasionalis, persoalan diskriminasi, korupsi hingga fasisme akan terus hadir di Indonesia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.