Dark/Light Mode

Setelah Agum, Kini Wiranto

SBY Kembali Diusik

Jumat, 29 Maret 2019 06:53 WIB
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, setia menemani sang istri, Kristiani Herawati Yudhoyono alias Ibu Ani di National University Hospital Singapura. (Foto: Twitter SBY)€
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, setia menemani sang istri, Kristiani Herawati Yudhoyono alias Ibu Ani di National University Hospital Singapura. (Foto: Twitter SBY)€

 Sebelumnya 
Dia kemudian menceritakan situasi di pekan-pekan terakhir sebelum Presiden Soeharto menyatakan mundur. Saat itu, kata dia, Soeharto menandatangani Surat Perintah Instruksi Presiden Nomor 16/1998 yang mengangkat Panglima ABRI sebagai Panglima Komando Operasi Kewaspadaan dan Keselamatan Nasional.

Lewat Inpres tersebut, Wiranto mendapat sejumlah tambahan kewenangan untuk membuat kebijakan tingkat nasional. Semua menteri, pemerintah pusat dan daerah membantu keputusannya.

“Kalau saya gila kekuasaan, seperti di Thailand, langsung ambil alih saja. Umumkan darurat militer. Ambil alih. Maka, saya sudah jadi presiden waktu itu,” kata Wiranto.

Baca juga : Mereka Bersaing, Kenapa Kalian Ikut Pusing..

Tetapi, Wiranto tak begitu saja mengambil keputusan. Dia bertanya dulu pada stafnya. “Kalau saya ambil alih, gedung DPR MPR kita bersihkan dari mahasiswa, yang mati berapa kira-kira? Asisten intelijen saya bilang, kira-kira 200 mahasiswa mati. Waduh, mahal sekali harganya. Setelah itu, pasti akan ada perang saudara. Makanya  tidak diambil alih,” paparnya.

Di sini, Wiranto kemudian menyebut-nyebut SBY. Kata dia, SBY yang waktu itu menjabat kepala staf bidang sosial politik mengajukan pertanyaan kepadanya.

“Beliau nanya pada saya, Bapak Panglima, bagaimana, besok kita ambil alih? Saya katakan tidak, kita antarkan besok pergantian kepemimpinan dari presiden kepada wakil presiden. Itu yang saya lakukan. Alhasil, kita bisa melaksanakan reformasi dengan selamat sampai sekarang,” ujarnya.

Baca juga : Setelah Dana Desa, Ada Dana Kecamatan, Asyik

Wiranto mengaku tak menyesal sedikit pun dengan keputusannya tersebut. Kata dia, itu jalan terbaik bagi bangsa. Pembangunan bangsa harus dilakukan lewat proses demokrasi yang benar. Menurutnya, pembangunan harus dilanjutkan ke arah yang lebih baik. Cerita Wiranto yang menyebut SBY itu, mengusik ketentraman kader Demokrat.

Politisi Demokrat, Andi Arief langsung bereaksi di akun Twitter miliknya. Kata dia, mestinya Wiranto melanjutkan dialognya dengan SBY. Andi yakin, dalam dialog itu, SBY akan berucap syukur kepada Tuhan karena Wiranto tidak mengambil alih kekuasaan.

“Mungkin saja Pak SBY melihat ada upaya sebelumnya (bahwa) Pak Wiranto ada niat akan ambil alih,” cuit Andi di akun @AndiArief__.

Baca juga : Selamatkan WNI Lain Yang Berkasus Di Luar Negeri

Namun, Andi tak mau berspekulasi dan berkomentar lebih banyak. “Biar Pak SBY nanti yang meluruskan,” cuitnya.

Senada disampaikan Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon. Kata dia, cerita Wiranto tendensius. Menyudutkan SBY. Juga mengusik ketenangan SBY yang sedang menjaga Ibu Ani. Menurutnya, jika melihat kiprah SBY saat di militer, justru kenyataannya terbalik dengan apa yang ingin dikesankan Wiranto melalui pernyataannya.

Jansen bilang, peran SBY dalam proses reformasi, sejak menjadi Kassospol dan juga Ketua Fraksi ABRI, justru mendorong ke arah reformasi. “Soal bagaimana persisnya dialog itu, biar Pak SBY yang menjawab ya,” ujarnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.