Dark/Light Mode

Hasil Penelusuran Mafindo

Penyebaran Hoaks Server KPU Lebih Dahsyat Dibanding 7 Juta Surat Suara Tercoblos

Jumat, 5 April 2019 15:02 WIB
Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho. (Foto: Istimewa)
Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menelusuri penyebaran hoaks “Server KPU disetting untuk memenangkan kubu tertentu” di media sosial.

Hasilnya, penyebaran hoaks tersebut sangat masif. Video hoaks tersebut dibagikan alias shared lebih dari 45 ribu, dan dilihat lebih dari 974 ribu kali hanya dalam satu hari.

Hoaks ini tersebar di semua platform populer seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Belum termasuk penyebaran di group Whatsapp yang diduga angkanya bisa jauh lebih besar.

Baca juga : Pengaduan Warga Lebih Banyak Lewat Akun Twitter

Hal ini menjadikan hoaks “Server KPU” ini adalah yang paling besar dan paling cepat penyebarannya di masyarakat Indonesia, terkait isu penyelenggaraan Pemilu.

Dengan begitu, hoaks ini berpotensi merusak legitimasi penyelenggaraan Pemilu yang bisa berdampak fatal bagi masa depan demokrasi Indonesia.

Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho menyatakan, hoaks ini tidak berdiri sendiri. Ini merupakan kelanjutan dari hoaks-hoaks sebelumnya seperti “Tujuh Kontainer Surat Suara Tercoblos”, “Truk Surat Suara Beraksara China”, dikombinasikan dengan persoalan faktual yang sebenarnya minor seperti sempat masuknya WNA dalam DPT.

Baca juga : Marah-marah Soal Pesawat, PDIP: Prabowo Tak Seperti Megawati

"Namun, hoaks yang menyebut server KPU ada di Singapura dan sudah disetting kemenangan 57 persen untuk salah satu kubu, penyebarannya paling masif.

Hoaks ini mulai terdeteksi di media sosial sejak Rabu, 3 April 2018, pukul 19:30 dan menyebar luas hingga menjangkau 974 ribu views hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Masyarakat yang terpapar hoaks ini di group Whatsapp bisa jutaan,” papar Septiaji.

Dalam penelusuran itu, Mafindo menemukan 19 akun yang paling banyak menyebarkan hoaks ini. Sebanyak 14 di antaranya bukan akun asli alias akun abal-abal seperti Rahmi Zainudin Ilyas, Rara Putri Edelweis, Noor Inesya Zain, Alena Putri dan lain-lain.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.