Dark/Light Mode

Prabowo Ditanya KPU

Siapa Yang Mau Curi Suara, Pak?

Minggu, 7 April 2019 04:49 WIB
Capres 02 Prabowo Subianto berpidato dalam deklarasi dukungan oleh Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi dan Alumni Kampus Indonesia untuk kemenangan Prabowo-Sandi di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (5/4). (Foto: Istimewa)
Capres 02 Prabowo Subianto berpidato dalam deklarasi dukungan oleh Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi dan Alumni Kampus Indonesia untuk kemenangan Prabowo-Sandi di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (5/4). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Arief menyadari kabar hoaks jelang pencoblosan kian sering bermunculan. Menghadapi itu, pihaknya sudah menyiapkan strategi. Kalau ada hoaks pemilu yang dinilai berdampak luas, akan langsung melaporkan ke polisi untuk ditindaklanjuti.

Sedangkan untuk isu-isu pemilu yang tak berdampak luas, KPU cukup mengklarifikasi. Senada disampaikan Ketua Bawaslu, Abhan. Kata dia, proses penghitungan dan rekapitulasi suara dilakukan secara terbuka dan transparan. Proses ini untuk memastikan tak adanya kecurangan dalam proses penghitungan dan rekapitulasi suara.

Abhan menjelaskan, penghitungan rekap suara dilakukan berjenjang. Di TPS kemudian direkap di PPK (panitia pemilihan kecamatan). Kalau ada kesalahan di PPK, maka kesalahan itu akan dikoreksi dalam tahapan rekapitulasi di tingkat kabupaten. Kemudian, dilanjutkan rekapitulasi di tingkat provinsi sampai akhirnya di KPU Pusat.

Baca juga : Fahri Hamzah: Kalau Dia Selesai, Bahaya

Tak hanya itu, kata Abhan, pemantau pemilu dan masyarakat juga bisa mengawasi proses penghitungan dan rekapitulasi suara. Jika ditemukan kecurangan, bisa segera melapor ke Bawaslu dan jajarannya di tingkat lapangan.

"Kami akan melakukan koreksi, untuk koreksi dilakukan oleh KPPS dan jajaran KPU-nya. Jadi menurut saya, itu adalah proses yang sangat terbuka, kata Abhan, Sabtu (6/4).

Lebih lanjut, Abhan mengatakan, dalam proses penghitungan, KPU menyediakan formulir C2 yang berisikan catatan keberatan atas kejadian khusus dari pihak yang menemukan pelanggaran atau kecurangan. Kejadian khusus itu, dalam setiap tingkatan akan dibacakan, diselesaikan, diverifikasi dan diklarifikasi. "Di situlah fungsi-fungsi adanya saksi, fungsi pengawasan yang melekat di jajaran kami," paparnya.

Baca juga : Negaranya Kecil, Militer Singapura Memang Harus Unggul

Mendagri Tjahjo Kumolo, kemarin mengajak semua pihak percaya kepada kerja-kerja KPU. Menurut dia, KPU tak mungkin menggadaikan harga diri dan kehormatan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf ikut menanggapi pernyataan Prabowo. Jubir TKN, Ace Hasan Syadzily menyebut Prabowo berhalusinasi. Dia bilang, tak mungkin Prabowo menang 25 persen. Tidak ada satu pun lembaga survei kredibel yang mengunggulkannya.

"Bahkan, lembaga-lembaga survei yang kredibel itu, semua memenangkan Jokowi-Maruf dengan selisih di atas 20 persen, kata Ace, Sabtu (7/4).

Baca juga : Nycta Gina Bingung Radio Mau Berjudi Dengan Suaranya

"Ini seperti sedang berhalusinasi. Sedang mengarang cerita yang disesuaikan dengan skenario yang konsisten selama ini," imbuhnya.

Direktur Hukum dan Advokasi Badan Pemenangan Nasional (PBN) Prabowo-Sandi, Sufmi Dasco Ahmad membantah jika jagoannya menuduh akan ada suara yang tercuri.

"Pak Prabowo kan bilang ada kemungkinan. Kalau kemungkinan itu kan bisa iya bisa nggak. Bukan nuduh, tapi ada kemungkinan," sebut Dasco. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.