Dark/Light Mode

PDIP: Proses Pilpres Sederhana, Bagaimana Mau Dimanipulasi

Kamis, 16 Mei 2019 13:25 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Istimewa)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PDIP sangat menyayangkan sikap Capres 02 Prabowo Subianto yang menarik seluruh saksi dalam rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019 tingkat pusat. Sikap Prabowo tersebut memang tidak menganggu legitimasi hasil rekapitulasi. Namun, sikap tersebut bertentangan dengan deklarasi Pemilu damai yang dilakukan di awal masa kampanye lalu.

"Sikap itu sangat disayangkan, bertentangan dengan komitmen deklarasi Pemilu damai. Sebab, deklarasi Pemilu damai yang ditandatangani seluruh paslon dan pimpinan parpol merupakan kontrak politik untuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan melaksanakan seluruh tahapan Pemilu dengan aman, tertib, damai, berintegritas, tanpa hoaks, politik SARA, dan politik uang," ucap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (16/5).

Baca juga : Menpar Promosi Keindahan Nusantara Di Yordania

Mengenai suasana pada pengumuman hasil rekapitulasi pada 22 Mei, PDIP yakin akan tetap kondusif. PDIP, kata Hasto, sangat percaya pada sikap negarawan Prabowo. Selama ini, dalam berbagai kesempatan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga selalu menyampaikan hal-hal positif tentang Prabowo.

 "Jadi, PDI Perjuangan meyakini, dengan melihat dukungan para tokoh nasional, kesiapan TNI/POLRI, serta kematangan rakyat Indonesia, puncak rekapitulasi pada  22 Mei 2019 nanti, situasi politik akan aman dan terkendali. Mereka yang akan memaksakan jalan di luar hukum akan berhadapan dengan hukum negara dan rakyat Indonesia," tegas Hasto. 

Baca juga : PSSI Terus Pupuk Sepak Bola Usia Muda

Berkaitan dengan klaim sepihak serta narasi kecurangan yang dibangun pihak-pihak yang kecewa, Hasto menganggap hanyalah sebagai dinamika politik yang terus dimainkan bagi yang kalah. Hal ini juga biasa terjadi di Pilkada. 

Dia tidak setuju jika Pilpres kali ini disebut penuh kecurangan. Sebab, pelaksanaan Pilpres sangat sederhana. Dengan kesederhanaan itu, potensi melakukan kecurangan sangat kecil. Yang justru kompleks adalah Pileg.

Baca juga : Imbas Tragedi Sri Lanka, Warga Muslim Dimusuhi

"Secara teknis, dalam Pemilu berlaku dalil dari Afrika, semakin kompleks Pemilu, semakin mudah dimanipulasi. Pemilu Presiden jauh lebih sederhana daripada Pemilu Legislatif. Dengan demikian, dalam praktik, maka kemungkinan manipulasi dalam Pemilu Presiden jauh lebih sulit daripada Pemilu Legislatif. Apalagi dengan jumlah pemilih yang hadir ke TPS mencapai lebih dari 155 juta," tuturnya.

Hasto lalu mengajak para elite untuk belajar ke rakyat mengenai cara menyikapi hasil Pemilu. "Apa yang ditampilkan rakyat dengan partisipasi Pilpres yang begitu besar, 81.78 persen. Hasil survei menunjukkan, lebih 92 persen responden menerima hasil Pemilu meski jagonya kalah. Ini menunjukkan tingginya kesadaran politik rakyat dibanding elite politiknya. Mari belajar pada kematangan rakyat di dalam berpolitik. Rakyat terbukti menjadi benteng bagi pemilu jurdil," tandasnya.  [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.