Dark/Light Mode

Wiranto Perintahkan Hadang Massa Ke Jakarta

22 Mei Diincar Teroris

Sabtu, 18 Mei 2019 05:09 WIB
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M. Iqbal (tengah) didampingi Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (kiri) dan 
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra 
menunjukkan barbuk dari pengungkapan terduga teroris, di 
Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/5). (Foto: Antara).
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M. Iqbal (tengah) didampingi Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (kiri) dan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra menunjukkan barbuk dari pengungkapan terduga teroris, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/5). (Foto: Antara).

 Sebelumnya 
Wiranto pun langsung bersikap. Wiranto memerintahkan Pangdam dan Kapolda masing-masing daerah untuk mencegah massa menuju ke Jakarta. Tujuannya, agar tidak terjadi penumpukan massa saat pengumuman hasil rekapitulasi Pemilu oleh KPU.

“Jangan biarkan masyarakat keluar daerah menuju Jakarta. Selesaikan masalah di sana,” ucap Wiranto. Menurut dia, pencegahan penumpukan massa ini sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik sosial yang memungkinkan terjadi kerusuhan. Wiranto memastikan, Pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah agar pengumuman hasil Pemilu pada 22 Mei berlangsung kondusif.

Dia juga mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi. Saat ini, aparat keamanan juga sudah melakukan penindakan terhadap tokoh-tokoh yang hendak melakukan aksi inkonstitusional.

Baca juga : Jaga KPU, TNI Dan Polri Cegah Massa Ke Jakarta

“Kita lakukan penangkapan tokoh-tokoh yang ekstreme, yang nyata-nyata melanggar hukum. Supaya tahu bahwa negeri ini ada hukumnya, enggak sebebas-bebasnya. Demokrasi iya, tapi bebas sebebas-bebasnya tidak ada,” kata Wiranto.

Dengan langkah-langkah itu, ia optimis pengumuman pemenang Pilpres akan berlangsung damai. Ia juga optimistis bahwa mayoritas masyarakat tidak akan melakukan aksi-aksi inkonstitusional. “Kalau masyarakat sudah taat hukum, ya kami santai-santai saja,” ucapnya.

Untuk para personel TNI dan Polri, Wiranto memerintahkan agar tak menggunakan senapan saat mengamankan aksi 22 Mei. Dia menyarankan TNI dan Porli cukup menggunakan pentungan.

Baca juga : HNW: Pemilu Dipecah Tiga

Ia lalu membandingkan saat pengamanan aksi 1998. Saat itu, TNI dan Polri menggunakan senapan. Hanya saja, yang digunakan peluru hampa. “Sekarang enggak, senapan simpen aja. Pakai pentungan aja. Itu pun kalau perlu aja dipakai,” ucapnya.

Selain itu, ia pun meminta aparat yang bertugas menurunkan pasukan Asmaul Husna. Pasukan ini sudah dibentuk Brimob menjelang aksi 411. Pasukan ini unik karena mengenakan seragam ditambah sorban dan peci putih. Pasukan ini juga pernah diturunkan saat mengawal aksi unjuk rasa di gedung Bawaslu, Jumat pekan lalu.

“Pakai baju putih saja. Jadi, kalau di sana takbir, sini takbir juga. Kita rangkul-rangkulan aja supaya enggak ada konflik,” tuntasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.