Dark/Light Mode

FSBDSI Pesimistis Partai Buruh Mampu Bersaing Dalam Pemilu

Minggu, 3 Oktober 2021 15:06 WIB
Sejumlah elemen serikat pekerja berdemonstari di Jakarta. (Foto: Ilustrasi/Ist)
Sejumlah elemen serikat pekerja berdemonstari di Jakarta. (Foto: Ilustrasi/Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekretaris Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Indonesia (FSBDSI) Kota Bekasi Purwadi, pesimis Partai Buruh bakal mendulang sukses di Pemilu 2024. Kehadiran Partai Buruh, justru berpotensi menambah keterbelahan buruh yang sudah tersebar di banyak parpol.

"Jadi, menurut saya eksistensi Partai Buruh akan sulit berkembang,” ujar Purwadi, kepada RM.id, Minggu (3/10).

Purwadi membaca, perspektif partai di Indonesia saat ini masih dalam paradigma nasionalis dan agamis. Ini, menjadi tantangan besar Partai Buruh menjaga eksistensinya. Belum lagi, banyak tokoh bahkan organisasi buruh yang berafiliasi dengan banyak partai politik.

Tokoh-tokoh buruh itu bahkan berada di berbagai tingkat kepengurusan partai. Ada yang tingkat nasional, provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan, bahkan level kelurahan.

Baca juga : KSBSI: Prospek Partai Buruh Di Indonesia Suram

"Ini justru mengganggu peran di antara kaum buruh akan semakin besar terjadi. Misalnya, ketika ada kepentingan politik yang menyangkut sektoral industri atau buruh," ungkapnya.

Menilik sejarah, Partai Buruh adalah kontestan Pemilu 1999-2009, setelah itu hilang. Inkonsistensi ini menandakan Partai Buruh tidak dapat bersaing dengan partai-partai besar yang telah memiliki underbow partai serta basis massa di level grassroot.

"Partai Buruh kurang mendapatkan legitimasi dari rakyat. Belum lagi sebagian besar buruh masih disibukkan dengan persoalan-persoalan industrialisasi seperti PHK dan upah murah," katanya.

FSBDSI menilai pembentukan Partai Buruh tidak lebih efektif dalam memperjuangkan kepentingan buruh, karena pembentukan partainya syarat nuansa politik praktis. Apalagi, ongkos politik untuk kampanye sangat besar.

Baca juga : BPIP: Anak Muda Berperan Dalam Mempersatukan Bangsa

Jadi, buruh sebaiknya eksis di wadah organisasi perburuhan ketimbang di partai politik praktis. Sebab ruang gerak para aktivis buruh semakin luas untuk membela, melindungi, dan memperjuangkan para anggota-anggotanya itu sendiri.

"Tidak dibatasi dengan membuat partai yang sangat erat dengan oligarki. Maka menurut saya akan sulit Partai Buruh akan berkembang dan menguasai parlemen atau pemegang kebijakan di pemerintahan," tutupnya.

Seperti diketahui, Partai Buruh akan menggelar deklarasi ulang pada 4-5 Oktober 2021 di Jakarta. Setidaknya ada 11 organisasi induk yang bergerak sebagai pendiri partai sebagai ikhtiar mengikuti Pemilu 2024. Di antaranya, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Rumah Buruh Indonesia, hingga Serikat Petani Indonesia (SPI).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, deklarasi ulang Partai Buruh ini adalah ikhtiar perjuangan kelas pekerja di dunia politik. Pasalnya, suara-suara buruh di barisan ekstraparlemen, tidak terakomodir dengan partai yang ada di parlemen.

Baca juga : Ketum PKP Optimistis Pengurus Baru Menangkan Pemilu 2024

"Ini partai identitas kelas, we are the working class, untuk menunjukkan tentang kepentingan dalam mencapai tujuan," ujar Said Iqbal, saat konfrensi pers Partai Buruh secara daring, Minggu (3/10). [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.