Dark/Light Mode

Hasto: 53 Orang Daftar Beasiswa Untuk Bandingkan Kinerja Jokowi Dan SBY

Selasa, 26 Oktober 2021 16:48 WIB
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. (Foto: Antara)
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengungkapkan jumlah orang yang mendaftarkan diri untuk menerima beasiswa kajian akademis perbandingan kinerja antara Presiden Jokowi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mencapai 53 orang.

Menurutnya, sebagian besar pendaftar sedang mengambil program studi S2 dan S3 di sejumlah perguruan tinggi ternama, baik di dalam dan luar negeri.

Baca juga : Airlangga Minta Kader Bersatu Menangkan Pemilu 2024

"Peminatnya sangat banyak, mencapai 53 orang. Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dan berasal dari kalangan perguruan tinggi ternama. Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia," kata Hasto seperti ditulis, Selasa (26/10)

Ia menerangkan, beasiswa yang ditawarkan untuk kajian akademis perbandingan kinerja antara Jokowi dan SBY mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, hingga kelembagaan organisasi pemerintahan.

Baca juga : Integrasi Pajak Bantu KAI Dongkrak Kinerja Keuangan

Menurut Hasto, seluruh penelitian penting untuk dilakukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan politik bangsa tentang proses menjadi pemimpin, kapasitas pemimpin, prestasi pemimpin, tanggung jawab, serta warisan seorang presiden.

"Apakah kepemimpinan seorang presiden benar-benar untuk bangsa dan negara atau hanya untuk kepentingan popularitas semata," ujarnya.

Baca juga : Grand Dafam Braga Bandung Luncurkan Menu Andalan

Hasto melanjutkan, hasil kajian terkait kualitas pemilu selama kepemimpinan seorang presiden juga penting untuk dilakukan. Menurutnya, keberhasilan sebuah partai politik mengalami kenaikan suara sebesar 300 persen di Pemilu 2009 yang berlangsung dalam era demokrasi dengan kompetisi ketat penting untuk dipertanyakan dalam penelitian itu nantinya.

"Penelitian ini menarik. Apakah hal tersebut sebagai hasil kerja organisasi atau campur tangan kekuasaan," ujar Hasto. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.