Dark/Light Mode

Jokowi Disebut Lebih Leluasa Dukung Prabowo

Senin, 3 April 2023 13:36 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) saat diajak Presiden Jokowi blusukan di Pasar Youtefa, Papua, 21 Maret 2023. (Foto: Twitter Prabowo)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) saat diajak Presiden Jokowi blusukan di Pasar Youtefa, Papua, 21 Maret 2023. (Foto: Twitter Prabowo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terus naik menjelang Pilpres 2024. Berdasarkan analisis Indikator Politik Indonesia (IPI), kenaikan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra ini tidak lepas dari endorsement yang dilakukan Presiden Jokowi. Jokowi pun dianggap lebih leluasa untuk mendukung Prabowo dibanding kandidat calon lain.

Berdasarkan survei IPI, Prabowo mampu rebound, dan kini elektabilitasnya sudah menyalip mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi, naiknya elektabilitas Prabowo ini tidak lepas dari peran Jokowi.

Baca juga : Cegah Korupsi, Moeldoko Minta Inspektur Lebih Galak Dan Bertaji

“Naiknya suara Pak Prabowo di Bulan Maret 2023, terutama sejak endorsement Pak Jokowi ke Pak Prabowo saat HUT Perindo pada 7 November 2022. Setelah endorsement terbuka, Pak Prabowo mengalami kenaikan.” ujar Burhanuddin.

Burhan menerangkan, yang di-endorse Jokowi memang bukan Prabowo seorang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga. Tapi, endorsement yang dilakukan Jokowi ke Prabowo dan Ganjar berbeda. Endorsement yang dilakukan Jokowi ke Ganjar lebih high context, yang tidak menyebut secara langsung. Sedangkan endorsement ke Prabowo dilakukan dengan low context, yang dilakukan secara terang benderang.

Baca juga : Pengamat: Wajar Aura Jokowi Pindah Ke Prabowo

“Ke Ganjar, endorsement Jokowi pakai bahasa high context. Misal, pilihlah rambut putih, itu nggak semua publik bisa langsung membaca maknanya. Kalau ke Prabowo, low context. Penerus Jokowi adalah Prabowo, Presiden 2024 jatah Prabowo, sebanyak 5 kali. Ditenteng (diajak blusukan ke sana ke mari,” jelas Burhan.

Menurut Burhan, Jokowi tidak bisa meng-endorse Ganjar secara terbuka, lantaran di mana pun Ganjar berada “merk-nya” adalah PDIP. Sedangkan, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berkali-kali mengatakan pada publik, bahkan dalam HUT ke-50 PDIP, urusan pencapresan adalah hak prerogatifnya. Di sinilahlah letak kesulitan Jokowi. “Makanya, Jokowi lebih leluasa dukung Prabowo,” imbuh Burhan.

Baca juga : Tiba di Papua, Jokowi Disambut Prabowo

Dengan kondisi ini, Burhan memprediksi, di Pilpres nanti akan ada tiga poros. Poros pertama adalah Prabowo, yang kemungkinan akan didukung oleh parpol-parpol koalisi pemerintah minus PDIP dan NasDem. Poros kedua adalah PDIP, dengan asumsi maju sendiri. Poros ketiga adalah Anies, yang didukung NasDem, Demokrat dan PKS.

“Setidaknya akan ada 3 poros. Tetapi, kalau misal PDIP bisa bergabung dengan poros Istana, ya kemungkinan besar akan ada 2 poros.” ujar Burhan.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.