Dark/Light Mode

Nggak Ada Partai Yang Dominan

Pemilu 2024 Bakal Seru Dan Semarak

Sabtu, 22 Juli 2023 07:40 WIB
Petugas mengenakan kostum maskot pemilu (Sura dan Sulu) saat pembukaan Kirab Pemilu 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/7/2023). (Foto: Antara)
Petugas mengenakan kostum maskot pemilu (Sura dan Sulu) saat pembukaan Kirab Pemilu 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/7/2023). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu 2024 bakal berjalan seru dan dinamis. Tidak ada partai yang dominan. Mayoritas calon pemilih juga akan mudah memindahkan pilihan terhadap parpol yang akan dicoblosnya.

Hal ini membuat pesta de­mokrasi mendatang menjadi dinamis. Partai lama, nonparlemen, hingga partai baru sama-sama memiliki peluang untuk menang.

“Berasarkan tren party-ID (identifikasi partai), pemilih itu mudah ke lain hati. Secara teori, swing voters sangat banyak. Partai baru bisa bersaing,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan di Webinar Nasional Moya Institute, yang digelar secara daring, kemarin.

Baca juga : Amankan Pemilu 2024, KSP Lakukan Pemetaan Wilayah Rawan Keamanan

Di acara bertajuk “Tantangan dan Peluang Parpol Baru dan Non-Parlementer pada Pemilu 2024” itu Djayadi mengung­kapkan, partai baru bisa bersaing juga karena tingginya angka pengguna internet. Pemilih mile­nial, dengan rentang usia 17-40 tahun kuantitasnya mencapai lebih dari 52 persen.

Menurutnya, ada enam cara untuk parpol meraih kemenangandi Pemilu. Pertama, memiliki tokoh nasional partai yang dapat memayungi semua dapil se­cara nasional. Misalnya, di PDI Perjuangan (PDIP) ada sosok Megawati Soekarnoputri, dan di Partai Demokrat ada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kedua, brand atau citra partai. “Misalnya Perindo, itu lagunya (mars) sering diputar dan dihapal anak-anak. Ini upaya meningkat­kan pengenalan terhadap partai,” ucapnya.

Baca juga : MK Kerahkan 600 Pegawai

Ketiga, mesin partai. Apakah pengurus dan kader partai ini bergerak secara terstruktur, sistematis, dan massif (TSM) atau tidak. Di sini, diperlukan koordi­nasi antar calon legislatif (caleg). Misalnya, untuk memenangkan satu kursi diperlukan dua sam­pai tiga caleg bergerak secara koordinatif.

Keempat, wajib memiliki peta persaingan antar partai. Kelima, memiliki kandidat di tingkat dapil dan lokal. “Pileg itu kompetisi lokal, ditentukan oleh dapil. Terakhir, partai harus memiliki kemampuan memahami dan mendalami karakteristik pemilih,” pungkasnya.

Senada disampaikan pemerha­ti isu strategis dan global, Prof. Imron Cotan. Dalam analisanya, saat ini terjadi penguatan peran tokoh lokal di kancah nasional. Contohnya, keberadaan man­tan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi sebagai Ketua Harian Partai Persatuan Indonesia (Perindo). TGB, juga masuk bursa Cawapres Ganjar Pranowo.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.