Dark/Light Mode

Cerita Kawan Kuliah: Mahfud MD Paling Menonjol, Pintar, Disiplin Dan Kritis

Jumat, 15 Desember 2023 19:07 WIB
Calon Wakil Presiden Mahfud MD/Ist
Calon Wakil Presiden Mahfud MD/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain sibuk belajar ketika semasa kuliah, Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, kerap menghabiskan waktu luang sebagai aktivis pada organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Sikap ini menimbulkan kesan tersendiri bagi salah satu kawannya bernama A Hamim Naiem, yang berprofesi sebagai pengacara di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Baik Mahfud maupun Hamim, sama-sama perantau yang berkuliah di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan dipertemukan dalam lembaga kemahasiswaan. Hamim mewakili Fakultas Syariah dan Mahfud dari Fakultas Hukum.

“Beliau itu Ketua Senat Mahasiswa. Dari dulu menonjol di antara kawan-kawan,” kenang Hamim, yang memperkirakan pertemuan keduanya pada awal tahun 1980-an.

Hamim menggambarkan bahwa Mahfud sebagai pribadi yang kutu buku, disiplin, pintar dan kritis. Bahkan, kerap mengkritisi kebijakan rektor yang dinilai tidak sejalan dengan demokratisasi di Indonesia.

Hamim juga masih ingat, pada waktu itu Mahfud juga memimpin Redaksi Majalah Muhibah yang memberitakan berbagai kegiatan di kampus itu.

Baca juga : Relawan Ganjar-Mahfud Bareng OMG NTB Hadirkan Cek Kesehatan Gratis

“Apalagi saat itu masa Orde Baru pada era kepemimpinan Presiden Suharto. Beliau ini berani tampil mengkritisi Pak Rektor. Pak Mahfud memang hebat sejak dulu,” ujar Hamim.

Kesan mendalam tentang Mahfud juga diungkapkan  mantan Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Republik Cile, Ibrahim Ambong.

Menurut Ibrahim, meski sama-sama berkuliah di Yogyakarta, keduanya baru saling mengenal saat bergabung dalam organisasi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).

“Pak Mahfud seorang intelektual dan pemahaman agamanya bagus. Pak Mahfud sangat aktif di KAHMI, bersama Akbar Tandjung. Beliau berhasil mengusulkan kepada Presiden agar Lafran Pane diangkat sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Ibrahim.

Akronim MD 

Nama Mohammad Mahfud merupakan pemberian sang ayah. Pada saat menduduki Pendidikan Guru Agama Negeri, setingkat sekolah menengah pertama atau madrasah sanawiah, di Pamekasan, terdapat lebih dari satu siswa yang memiliki nama sama dengan Mahfud.

Baca juga : Jokowi: Kalau Mau Minta Sesuatu, Jangan Pas Serius

Ketika nama Mahfud disebutkan oleh guru, kedua-duanya langsung mengacungkan tangan. Salah satu guru di sekolahnya, yang bernama Asbun Nawawi akhirnya menyematkan kedua pemilik nama Mahfud ini dengan sebutan “Mahfud A" dan "Mahfud B". Tujuannya, untuk membedakan antara dia dan murid-murid lain yang bernama Mahfud di sekolahnya.

Beberapa hari kemudian, para guru di sekolah sepakat agar penyebutan kedua pemilik nama Mahfud ini menggunakan nama ayah di belakang namanya. "Mahfud A" diubah namanya menjadi Mahfud Musyaffa dan "Mahfud B" menjadi Mahfud Mahmodin.

Seiring berjalannya waktu, ayahnya, Mahmodin mengganti namanya menjadi Emmo Prawirotroemo ketika diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Meski demikian, penamaan Mahmodin di belakang nama Mahfud tetap melekat. Akhirnya, nama "Mahmodin" diakronimkan menjadi "MD."

Pemandu Prinsip 

Lebih dari sekadar sebagai seorang pencari nafkah dan pelindung keluarga, peran Mahfud sebagai seorang ayah di dalam keluarga sangat krusial. Dia digambarkan sebagai seorang pemandu prinsip, penyiap dan teman bermain bagi anak-anaknya.

Baca juga : Elektabilitas Menurun, Ganjar-Mahfud Diminta Kampanye Kreatif

Keteladanan ini dirasakan putra Mahfud bernama Royhan Akbar atau akrab disapa Ican, dengan menyebut bapaknya seorang role model di keluarga. Sang ayah fokus pada nilai-nilai keagamaan, moral dan integritas.

“Kita selalu bilang, beliau ini adalah kitab berjalan kami di rumah. Dengan melihat sikap dan gerak-geriknya, kami langsung meneladani beliau” ujar dia.  

Ican juga mengungkapkan sebuah pengantar khusus yang selalu diamalkan bapaknya, yaitu Doa.

Dalam pandangan Ican, Mahfud selalu  berpesan kepada anak-anaknya tidak menghalalkan segala cara, jika ingin meraih sesuatu.

“Dalam kontestasi, Bapak selalu berpesan agar kita tak memburu jabatan, tapi menjadikan konstestasi itu sebagai sunatullah,” kata Ican.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.