Dark/Light Mode

Dapil NTT II, Para Penantangnya Bukan Kaleng-kaleng

Senin, 15 Januari 2024 08:45 WIB
Adu kuat Caleg/Ilustrasi (Gambar: Tim RM)
Adu kuat Caleg/Ilustrasi (Gambar: Tim RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para petahana dari Daerah Pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT) II wajib waspada dalam menghadapi Pileg 2024. Sebab, para penantangnya bukan kaleng-kaleng. Selain raja-raja daerah, Dapil meliputi wilayah Pulau Sumba dan Pulau Timor, yang beranggotakan 11 kabupaten dan Kota Kupang ini juga diramaikan anak pejabat.

Dapil ini berkuota tujuh kursi DPR. Di Pileg 2019, Dapil ini dikuasai PDIP dan Nasdem, dengan masing-masing dua kursi. PDIP diwakili Herman Hery dan Yohanis Fransiskus Lema. Sementara Nasdem meloloskan Y Jacki Uly dan Ratu Ngadu Bonu Wulla. Di Pileg 2024, Herman Hery tak lagi maju.

Tiga kursi lainnya diraih Edward Tannur dari PKB, Emanuel Melkiades Laka Lena dari Partai Golkar, dan Anita Jacoba Gah dari Partai Demokrat.

Di Pileg 2024, para petahana akan ditantang calon-calon potensial. PKB misalnya, mengusung Usman Husin, kakak kandung mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan advisor Menteri Percepatan Daerah Tertinggal Yucundianus Lepa.

Golkar menurunkan Gavriel Putranto Novanto, anak mantan Ketua Umum Golkar Setya Novanto, dan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD NTT Hugo Rehi Kalembu.

Baca juga : Pemilu 2024 Rawan Curang, Rakyat Bunyikan Kentongan Perubahan

Sementara, Partai Perindo menurunkan Jessica Tanoesoedibjo, putri Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo. Gerindra juga ingin mendapat kursi dari Dapil ini dengan memasang mantan Wakil Gubernur NTT Esthon Leyloh Foenay, putri Fary Djemy Francis Serena Cosgrova Francis, dan pendiri Bank Christa Jaya Christofel Liyanto.

Melihat para penantang dengan kualitas mentereng, PDIP tak mau kehilangan kursinya. Absennya Herman Hery digantikan sang anak: Stevano Stevano Rizky Adranacus, dan mantan Bupati Kabupaten Sumba Tengah Umbu Sappi Pateduk.

Begitu juga dengan Nasdem. Partai besutan Surya Paloh ini bahkan bisa dibilang full team. Ada mantan Gubernur NTT Viktor Laiskodat, mantan Bupati Sumba Timur Nusa dua periode Gidion Mbilijora, dan mantan Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandes.

Mendapati para penantang yang potensial, Emanuel Melkiades Laka Lena pede bisa tetap lolos ke parlemen. Dia Bahkan menargetkan Golkar meraih dua kursi dari Dapil NTT II. "Kalau Golkar, DPR kami target empat kursi. Dua kursi masing-masing daerah pemilihan (dapil). Mudah-mudahan tercapai," kata Laka Lena.

Dari sisi penantang, nyali Serena Cosgrova Francis tak ciut melihat politisi senior di dapilnya. Menurutnya, generasi milenial harus memiliki mimpi, salah satunya menjadi politisi.

Baca juga : Hadiri APLI Award, Bamsoet Dorong Peningkatan Sektor Penjualan Langsung

"Salah satu mimpi yang bisa kita wujudkan adalah terlibat dalam dunia politik. Berani terjun dalam kancah politik, sejatinya bukan sekadar menyampaikan mimpi," ujar wanita yang akrab disapa Rena.

Terjunnya ke dunia politik, bukan hanya untuk memenuhi kuota keterwakilan generasi milenial, melainkan berpolitik merupakan pilihan bagi milenial yang mencintai perubahan. Terlebih, Rena bukan orang baru dalam program pemberdayaan masyarakat. Sudah banyak yang ia lakukan bagi masyarakat pedesaan di NTT yang belum diketahui masyarakat secara luas.

"Passion saya di bidang politik, mendorong saya bersama teman-teman Universitas Indonesia membentuk lembaga Timor belajar untuk mendampingi anak-anak sekolah belajar terutama di desa-desa pinggiran NTT," akunya.

Begitu juga Gavriel Putra Novanto. Ia mantap memilih NTT sebagai jalurnya menuju Senayan, dengan membawa isu kesejahteraan masyarakat.

"Sebelum saya maju, saya sudah lama di NTT. Saya menjajal bisnis karena potensi bisnis di sana banyak. Saya sempat bisnis pertanian di sana dan bekerja sama dengan kelompok tani," ungkap Gavriel.

Baca juga : Prabowo: Jangan Kebaikan Kita Balas dengan Penghianatan

Sementara, Viktor Laiskodat hanya berpesan kepada masyarakat agar memilih wakil rakyat yang tepat. "Melalui Pemilu kita bertanggung jawab atas generasi masa depan. Salah pilih akan menyusahkan generasi yang akan datang," tuturnya. 

Menurut Viktor, kesalahan dalam menggunakan hak suara dalam memilih pemimpin akan menyusahkan kehidupan 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan bahkan 20 tahun. Sebab itu, jangan sampai salah pilih anggota Dewan.

"Kita sedang maju untuk merubah NTT. Jangan pilih pemimpin atau orang yang datang kasih uang. Kita pilih orang yang kerja dengan memperhatikan aspirasi rakyat. Jadi pemimpin itu harus berani mengambil risiko untuk kepentingan rakyat. Saya percaya NTT akan maju bila kita pilih pemimpin yang tepat," pungkasnya.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Senin (15/1), dengan judul “Dapil NTT II, Para Penantangnya Bukan Kaleng-kaleng”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.