Dark/Light Mode

Banyak Masyarakat Belum Tahu Soal Pemilu

KPU Ngapain Aja

Rabu, 17 Januari 2024 08:52 WIB
Ilustrasi. (Foto: Antara)
Ilustrasi. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari pencoblosan kurang dari sebulan lagi. Namun, di sisa waktu yang sudah mepet begini, ternyata masih banyak masyarakat yang belum tahu soal Pemilu. Banyak masyarakat yang masih bingung dengan teknis pemungutan suara, termasuk jumlah surat suara yang akan dicoblos. Duh, KPU ngapain aja ya...

Waktu pencoblosan Pemilu Serentak akan digelar pada 14 Februari 2024 atau tinggal kurang dari sebulan lagi. Namun, banyak pihak yang mengeluhkan soal minimnya sosialisasi yang dilakukan KPU kepada masyarakat.

Sejumlah masyarakat yang ditemui Rakyat Merdeka di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi mengakui, sudah tahu bahwa Pemilu 2024 akan digelar tanggal 14 Februari. Namun, terkait detail soal Pemilu, seperti parpol peserta pemilu, caleg DPR dan DPD, jumlah kertas suara, mayoritas masyarakat tidak tahu.

Baca juga : Kiai Hingga Masyarakat DIY Ingatkan Pejabat Dan Aparat Jaga Netralitas Pemilu

“Saya tahunya Pilpres ada 3 calon. Kalau caleg, bingung. Nggak kenal juga. Dengar-dengar nanti ada akan banyak kertas suara di TPS,” ungkap Roni, pedagang Nasi Goreng di Bekasi.

Calon Senator DPD dari Dapil Jakarta Fahira Idris menilai, sosialisasi pemilu harus ditingkatkan lagi. Khususnya, sosialisasi pemilu kepada pemilih pemula.

“Populasi pemilih pemula atau mereka yang baru pertama kali memilih pada Pemilu 2024, cukup besar sehingga harus ada sosialisasi khusus bagi mereka soal tata cara pencoblosan agar suaranya tidak sia-sia,” ujar Fahira dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Baca juga : Lembaga Survei seperti Jamur di Musim Hujan

Anggota DPD RI ini mengungkapkan, pemilu di Indonesia paling rumit dan kompleks di dunia. Selain karena harus mencoblos banyak surat suara dalam satu pemilihan, tata cara pencoblosannya juga rentan membuat suara tidak sah.

“Misalnya saja, jika ada pemilih pemula yang mencoblos lebih dari satu caleg atau parpol yang disukainya karena tidak paham bahwa hanya boleh mencoblos satu kali, maka suara tidak akan sah,” tuturnya.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Hurriyah menuturkan, perhatian publik saat ini lebih dominan pada kampanye capres dan cawapres. Pemberitaan media massa juga lebih masif pada aktivitas capres-cawapres, sementara porsi pemberitaan caleg sedikit.

Baca juga : Pengamat: Mustahil Pemilu 1 Putaran

“Kampanye caleg tenggelam dalam ingar bingar kampanye dan pemberitaan capres-cawapres,” kata Hurriyah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.