Dark/Light Mode

Deklarasi Kampanye Damai

Catat, Peserta Pemilu Sepakat Nggak Sebar Hoaks Di Medsos

Senin, 22 Januari 2024 06:45 WIB
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menyampaikan sambutan saat Deklarasi Pemilu Damai di Thamrin 10, Jakarta, Minggu (21/1/2024). Bawaslu mendeklarasikan Pemilu Damai bersama sejumlah partai politik dan pihak penyedia media sosial untuk berkomitmen bersama menghadirkan kampanye pemilu yang berintegritas di media sosial Pemilu 2024. (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/rwa)
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menyampaikan sambutan saat Deklarasi Pemilu Damai di Thamrin 10, Jakarta, Minggu (21/1/2024). Bawaslu mendeklarasikan Pemilu Damai bersama sejumlah partai politik dan pihak penyedia media sosial untuk berkomitmen bersama menghadirkan kampanye pemilu yang berintegritas di media sosial Pemilu 2024. (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/rwa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), parpol peserta pemilu dan Koalisi Masyarakat Sipil menggelar deklarasi kampanye damai, khususnya di media sosial (medsos). Peserta Pemilu sepakat tidak menyebar hoaks hingga melakukan politisasi SARA.

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan, deklarasi ini merupakan langkah penting dalam melaksanakan kampanye.

“Hal ini merupakan tanda baik dan awal baik,” ujarnya dalam Kegiatan Deklarasi Pe­milu Damai di Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Baca juga : Jelang Kampanye Akbar, Wapres Ingatkan Pemilu Damai

Bagja menyatakan, sekarang peserta pemilu dan Pilpres su­dah boleh mengajak di media elektronik dan digital, bukan hanya sosialisasi.

Dia meminta kepada jajaran pengawas Pemilu agar dapat menjaga semua proses yang ada dalam rapat umum dan di media elektronik serta digital.

“21 Januari, kampanye boleh dilakukan lewat rapat umum dan media elektronik. Jadi, penting untuk memberikan semangat dan support kepada teman-teman peserta Pemilu agar melakukan kampanye dengan baik tanpa politisasi SARA dan juga pemilu kali ini terhindar dari hoaks dan kampanye hitam di medsos,” kata Bagja.

Baca juga : Lembaga Survei seperti Jamur di Musim Hujan

Ketua Presidium Koalisi 12 Masyarakat Sipil Wijayanto mengatakan, ruang publik yang sehat harusnya berisi informasi yang benar seperti oksigen untuk demokrasi. Sebaliknya, ruang publik yang sarat kebohongan dan disinformasi adalah gas bera­cun dan mengancam demokrasi.

“Karena dalam satu negara de­mokrasi, kedaulatan tertinggi be­rada di tangan warga negara, yang diandaikan mampu mengambil pilihan politik yang rasional untuk dirinya sendiri,” ujarnya.

“Dasar dari pengambilan ke­putusan adalah informasi yang diperoleh dari ruang publik yang sumber utamanya medsos,” sambung Wijayanto.

Baca juga : Bela Gibran Yang Diduga Langgar Kampanye Di Ambon, PSI: Silakan Diperiksa

Konsekuensinya, lanjut Wijayanto, jika medsos sarat dengan ujaran kebencian dan disinformasi, maka yang lahir adalah pilihan politik yang keliru. Bahkan, bisa saja mela­hirkan perpecahan politik dan pertikaian bangsa.

“Kita perlu memastikan ruang publik terbebas dari disinformasi dan ujaran kebencian di med­sos,” papar dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.