Dark/Light Mode

SDI: Swing Voters Menentukan Arah Pilpres

Jumat, 26 Januari 2024 17:22 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Skala Data Indonesia (SDI) menyelenggarakan Rilis Survei Nasional terkait dengan elektabilitas pasangan calon presiden-wakil presiden dan elektabilitas partai politik yang diselenggarakan di Kopibrug, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2024).

Survei nasional ini dilakukan pada rentang waktu 13-21 Januari 2024 dan menggunakan metode tatap muka langsung.

Sementara itu, jumlah sampel yang diambil sebanyak 1240 responden, margin of error ±2,78 persen, level of confidence 95 persen, dan teknik sampling berupa multi- stage random sampling.

“Dinamika elektabilitas pasangan Capres dan Cawapres masih bergerak dinamis sehingga Pilpres satu atau dua putaran masih belum bisa diketahui,” kata Direktur Skala Data Indonesia, Azka Abdi Amrurobbi dalam paparannya.

Prabowo-Gibran, lanjut Azka, menempati posisi puncak elektabilitas dengan memperoleh dukungan sebesar 45,7 persen.

Baca juga : 5 Tips Mengencangkan Kulit Wajah ala DexPeople

Disusul Anis-Muhaimin sebesar 27,6 persen, Ganjar-Mahfud sebesar 16,9 persen, dan yang tidak tahu/tidak menjawab (undecided voters) sebesar 9,8 persen.

Meski demikian, pemilih swing voters (pemilih yang masih dapat berubah pilihan) sebesar 19,6 persen.

"Sehingga, dengan demikian, suara swing voters dan undecided voters sangat menentukan arah Pilpres ke depan. Karena itu, Pilpres akan digelar satu atau dua putaran, salah satu variabel yang penting ialah ke mana arah suara swing voters dan undecided voters,” tutur Azka.

Sementara itu, peta elektabilitas partai politik bergerak dinamis. Beberapa partai yang memiliki kans untuk masuk ke Parlemen.

Di antaranya, Gerindra (27,2 persen), PDIP (15,7 persen), NasDem (9,8 persen), Golkar (8,6 persen), PKS (8,3 persen), dan PKB (7,3 persen).

Baca juga : PSI Beri Sinyal Gelar Karpet Merah Untuk Maruarar Sirait

Sedangkan partai-partai yang kemungkinan tidak masuk ke Parlemen yaitu Partai Buruh (0,2 persen), Partai Gelora (0,1 persen), PKN (0,2 persen), Hanura (0,2 persen).

Lalu, Partai Garuda (0,2 persen), PBB (0,2 persen), Demokrat (2,5 persen), PSI (1,3 persen), Perindo (2,3 persen), PPP (0,8 persen), dan Partai Ummat (0,2 persen).

Tidak hanya itu, Azka juga memaparkan dari hasil survei SDI bahwa debat capres dan cawapres cukup berpengaruh terhadap landasan publik untuk memilih.

Sebanyak 29,8 persen pemilih menganggap debat capres dan cawapres berpengaruh terhadap pilihannya dan 23,5 persen menganggap cukup berpengaruh.

Sedangkan, 22,7 persen pemilih menganggap debat biasa saja, 4,2 persen kurang berpengaruh, dan 8,1 persen menganggap tidak berpengaruh sama sekali terhadap pilihan mereka.

Baca juga : Sifat Daun Kering Pendukung Capres

Netralitas dalam Pemilu 2024 juga dianggap sangat penting. Dari hasil survei SDI, publik menganggap bahwa aparat negara yang paling netral ialah TNI, disusul oleh Kepolisian RI, dan ASN.

“Sedangkan, publik menganggap bahwa penyelenggara Pemilu yang paling netral ialah KPU, disusul oleh Bawaslu, dan DKPP,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.