Dark/Light Mode

Diungkap Anggota Bawaslu

Prokes Di TPS Lebih Baik Ketimbang Saat Kampanye

Senin, 21 Desember 2020 11:18 WIB
Petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) menggunakan pakaian tenaga medis di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 56, Mekarjaya, Depok. (Foto: M QORI HALIANA/RM)
Petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) menggunakan pakaian tenaga medis di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 56, Mekarjaya, Depok. (Foto: M QORI HALIANA/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyatakan, para pemilih sangat mematuhi protokol kesehatan (prokes) saat menyalurkan hak pilihnya pada 9 Desember. Situasi ini berbeda ketika tahapan kampanye.

“Kepatuhan masyarakat saat menyalurkan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) sangat luar biasa. Pemilih patuh pada aturan yang telah dibuat,” ujar Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin dalam keterangannya.

Menurut Afif, kondisi yang terjadi di TPS bertolak belakang dengan kondisi saat tahapan kampanye yang masih banyak terjadi pelanggaran.

Baca juga : Bayar Listrik Kini Makin Gampang

Data hasil pengawasan Bawaslu daerah pun, tidak sedikit dilakukan pembubaran dan melayangkan surat peringatan kepada peserta pilkada yang melanggar protkol kesehatan.

“Banyak terjadi pelanggaran saat tahapan kampanye. Namun, alhamdulillah pelanggaran itu tak terulang saat hari pemungutan suara,” ujarnya.

Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu ini menduga, kepatuhan masyarakat di TPS tidak terlepas dari ketatnya aturan protokol kesehatan yang harus dipenuhi masyarakat.

Baca juga : Proyek LNG Abadi Bakal Jadi Mesin Pertumbuhan Industri

Petugas dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengharuskan pemilih mencuci tangan sebelum masuk TPS, mengukur suhu tubuh. Bagi pemilih yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celcius maka disediakan bilik suara khusus.

Jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini kemudian membandingkan proses demokrasi di Indonesia dengan negara lain. Afif mengatakan, Indonesia memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri yang tak dimiliki negara lain.

“Misalnya, ada festivalisasi di TPS seperti memakai baju adat saat hari pemungutan suara baik di pemilu maupun pilkada,” kata dia.

Baca juga : Airlangga Dorong Sektor Migas Dapat Tumbuh Lebih Dari 2 Kali Lipat

Selain keunikan dan kekhasan, yang membedakan proses demokrasi di Indonesia dengan negara lain terletak pada kultur dan segi geografis.

“Tentu negara kita jauh lebih berat dan banyak rintangannya dalam proses pilkada dan pemilu,” tandasnya. [SSL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.