Dark/Light Mode

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman

Waspada BA.4 & BA.5, Cakupan Dosis 3 Minimal 50 Persen, Kelompok Rentan 70 Persen

Minggu, 12 Juni 2022 11:02 WIB
Ahli Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman (Foto: Instagram)
Ahli Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Bagaimana kalau belum 3 dosis? Apa bahayanya?

Kalau cakupan dosis ketiga rendah, terutama di kalangan kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan komorbid atau riwayat penyakit sebelumnya, tentu akan menambah kasus di RS. Atau meningkatkan angka kematian.

Di Taiwan, angka kematiannya bahkan lebih tinggi dibanding pada masa Delta.

Ini artinya, kita tidak boleh terlalu euphoria atau over confidence, karena statusnya kan masih landemi.

Selama masih pandemi, apa yang terjadi di luar, pasti akan terjadi pada kita.

Baca juga : Jangan Nunggu Peningkatan Kasus, Sudah Telat Kalau Begitu..

Lalu, bagaimana seharusnya respon kita?

Kita harus mengakselerasi dosis 3. Khususnya, di kelompok rawan atau berisiko tinggi.

Saran saya, kita harus punya target cakupan vaksinasi dosis ketiga. Di akhir tahun ini, paling tidak 50 persen dari total populasi dan 70 persen kelompok rentan harus sudah mendapat vaksinasi dosis 3 

Bila perlu, pada beberapa kasus dan kelompok, bisa diberikan dosis 4.

Apalagi selain vaksin dosis 3?

Baca juga : Ironi, Kasus Positif Turun, Kematian Tinggi

Pemerintah juga harus meningkatkan literasi masyarakat. Di samping membangun kewaspadan dan persepsi risiko.

Komunikasi risiko harus baik dan konsisten. Masyarakat harus tetap menerapkan pola hodup sehat, bersih, dan adaptif terhadap situasi pandemi.  Tetap memakai masker, cuci tangan dan menghindari kerumunan.

Bagaimana dengan surveilans?

Pemerintah harus menjaga konsistensi surveilans. Nggak mesti masif, tapi terjaga sesuai kondisi. Sesuai skala.

Saran Lain?

Baca juga : Potensi Ledakan Tinggi, Wilayah Luar Jawa Bali Butuh Respon Cepat

Kita juga perlu meningkatkan kualitas sirkulasi udara di beberapa tempat, khususnya indoor. 

Kita nggak bisa hanya melihat satu aspek. Karena kita bicara soal penyakit yang ditularkan melalui udara.

Jadi, faktor udaranya diperbaiki, faktor manusianya juga diperbaiki. Baik internal manusia dalam artian proteksi dengan vaksinasi, atau eksternal manusia dengan perilakunya yang terkait protokol kesehatan.

Termasuk, soal kesehatan hewan. Jadi masih panjang perjalanannya. Ini tidak bisa ditunda. Kalau ditunda, sama saja dengan menumpuk PR.

Karena kalau kita bicara soal pandemi, ketika selesai pun, dampak langsung atau tidak langsungnya akan tetap ada. Belum selesai. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.