Dark/Light Mode
Sebelumnya
Media Inggris melaporkan, Johnson tak akan mundur. Salah satu dalihnya, seperti dilaporkan Daily Telegraph, PM “bekerja” di kantor yang juga rumahnya, pada saat itu. Jadi, tidak ada yang dilanggar.
Bagaimana selanjutnya? Johnson bisa kerepotan, tapi tidak sampai membuatnya mundur. Kasus ini menyita perhatian, tapi bisa ditebus dengan penanganan Covid-19 yang dinilai “relatif berhasil”.
Baca juga : Tempe Dan Wajah Kita
Di Indonesia, Johnson mencuat ketika menjabat Walikota London pada 2008. Saat itu, dia ngantor naik sepeda. Dia mengenakan ransel di punggungnya.
Tas kerjanya, koper merah ukuran sedang yang sudah lusuh. Rambutnya agak panjang. Acak-acakan. Seperti tak pernah disisir. Rakyat menyukainya.
Baca juga : Bisa Bongkar Tak Bisa Masang
Sekarang, Johnson terusik. Tapi, para politisi percaya: terkadang rakyat tidak butuh fakta. Yang dibutuhkan rakyat adalah narasi dan citra. Johnson menyadari itu. Dan dia akan melakukan konter narasi dan terus bekerja, termasuk berperan dalam krisis yang sedang terjadi di Ukraina.
Johnson akan disibukkan oleh Partygate, tapi tidak membuatnya lengser. Hanya saja, kali ini, The winner (doesn’t) takes it all, seperti lagu ABBA. Karena, citranya tercoreng. Public trust, modal untuk mendapatkan dukungan rakyat atas suatu kebijakan, sudah tergerus. (*)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.