Dark/Light Mode

Tangis-Tawa Di 2 Panggung

Selasa, 21 Juni 2022 06:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Panggung pertama dan kedua terpisah dan dibatasi sekat tebal. Menguping pun tidak bisa. Kalau orang-orang di panggung rakyat bertanya, “ada apa sih di panggung pertama, sepertinya ada rame-rame.”

Jawabannya enteng, sambil senyum-senyum, “tidak ada apa-apa, kami hanya omongin soto ayam. Sotonya enak. Tuan rumah memang jago masak”. Atau, “kami hanya ngobrolin kucing dan ikan lele”.

Baca juga : "Kalau Ternyata Bukan Kucing…"

Apakah ada hubungan antara panggung pertama dan kedua? Harapannya sih, ada. Misalnya, ada kesepakatan atau kebijakan luar biasa menyangkut rakyat. Sehingga, rakyat senang, bertepuk tangan dan berseru “wow!”. Sesederhana itu.

Mungkin ada yang bertepuk tangan senang. Tapi tidak sedikit yang angkat tangan karena harga minyak goreng masih mahal. Atau, harga cabe yang terus melambung. Atau, penyakit Mulut dan Kuku yang menerjang peternakan rakyat.

Baca juga : Perombakan Harus Bikin Happy

Sekarang, panggung politik yang gemerlap itu terus bergairah, berdiri sejajar di samping panggung rakyat yang reyot. Di panggung rakyat, bahkan ada yang jual-beli pukulan dan tak ada yang bisa menghentikannya.

Di atas panggung itu, ada yang tertawa, ada yang menangis. Samar-samar, di belakang panggung, ada juga yang bertepuk tangan sambil kipas-kipas dan berteriak: “ayo teruskan sampai panggung kalian roboh!” ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.