Dark/Light Mode

Akhir dari Cebong Vs Kampret

Senin, 15 Juli 2019 05:52 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Di musim Pilpres lalu beredar pesan moral berantai: ‘dipertemukan via facebook, dipererat melalui WhatsUp group namun dipisahkan oleh Pilpres.’ Ya, momentum pemilihan Presiden tahun ini benar-benar telah mengguncang, menggoyahkan sendi-sendi persaudaraan, pertemanan, dan persahabatan.

Tak sedikit telah merusak dan meluluhlantakkannya. Pilpres telah mengubah beberapa wilayah menjadi titik-titik pusat gempa retak bahkan rusaknya hubungan talipersaudaraan dengan darah berikut persahabatan. Dua sebutan cebong vs kampret menghiasai laman lini massa.

Di beberapa daerah tepian pantai getaran akibat gesekan lempeng pergaulan antar sesama anak bangsa memicu gelombang tsunami perpecahan. Beberapa langkah kontigensi telah dilakukan agar kerusakan sosial tidak semakin parah.

Baca juga : OTT Oknum Jaksa

Segala cara dilakukan agar urusan pesta demokrasi lima tahun sekali tidak merusak jalinan persaudaraan, pertemanan, pertamanan yang usianya bisa seumur hidup. Semakin tingginya intensitas guncangan sepertinya dipicu persaingan semakin ketat. Tipisnya selisih kemenangan kekalahan telah menyumbang sedikit kekisruhan.

Nyaris terjadi di antara kedua peserta kontestasi Pilpres aksi saling menggembosi, menggerus tingkat elektoral masing-masing. Tipisnya selisih hasil Pilpres telah menyumbang persilangan dukungan politik. Namun putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah segalanya.

Dalam suasana seperti ini, banyak pengusaha-pengusaha cerdas memilih main dua kaki. Tak cuma pengusaha, politisi pun mulai menempuh permainan dua kaki. Dua kontestan Pilpres telah menerima hasilnya. Mereka juga telah berjuang untuk menjaga momentum untuk zero mistake.

Baca juga : Penghasut Sosial Media

Tidak melakukan silly mistake yang bisa merusak solidnya suara dukungan. Kalau ibarat main catur, ini sudah tersisa beberapa pion andalan. Sekarang hasilnya telah diketahui bersama. Segala taktik dan strategi sudah dikeluarkan. Banyak terjadi salah langkah. Nyaris skak matt. Nyaris game over dengan cara yang tragis.

Apalagi kesalahan langkah dilakukan oleh para pendukung utama karena kecorobah dan keserakahan. Nafsu berkuasa yang lepas kontrol yang merusak semuanya. Kasus transaksi jabatan dari kelompok Petahana telah menggerus kepercayaan pemilih. Aksi barisan petahana hampir sampai melakukan blunder. 

Terjadi pula saat direksi perusahaan milik negara yang telah terjaring OTT (operasi tangkap tangan), sepertinya ikut menyumbang tergerus perlahannya tingkat kesukaan dan keterpilihan Petahana. Kalau terus terjun bebas maka penantang ketiban pulung untung. Kemenangannya bukan karena mereka naik kesukaan dan keterpilihannya tapi karena merosotnya kepercayaan kepada Petahana. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.