Dark/Light Mode

“Tragedi Lupa”

Minggu, 19 Februari 2023 06:54 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Contoh lain, kasus gagal ginjal akut pada anak. Sempat “menghilang”, akhir bulan lalu kasus ini muncul lagi.

Kementerian Kesehatan melaporkan, ada pasien, anak usia satu tahun, yang terkonfirmasi gagal ginjal akut. Dia sempat mengalami demam pada 25 Januari 2023, dan mengonsumsi obat sirup penurun demam yang dibeli melalui apotek.

Baca juga : Maling Pintar, Maling Bodoh

Kasus-kasus seperti ini butuh perhatian ekstra. Jangan mudah me lupakan. Apalagi ada kecenderungan bahwa perhatian publik mudah sekali teralihkan.

Tragedi yang menimpa dunia dua-tiga tahun terakhir akibat pandemi Covid-19, sekarang bahkan mulai dilupakan.

Baca juga : Sama-sama “Wani Piro”

Kebiasaan-kebiasaan positif yang sempat menjadi perhatian di masa pandemi, cuci tangan misalnya, pelan-pelan mulai diabaikan. Istilah-istilah seperti 3M atau 5M, bahkan terdengar seperti cerita masa lalu yang jauh sekali.

Orang menyebutnya “politik ingatan”. Ini penting. Karena, seringkali orang melupakan hal yang penting dan mengutamakan yang menarik.

Baca juga : 9 Bulan Yang Menentukan

Organisasi bantuan CARE International misalnya pernah melaporkan “tragedi lupa” ini. Laporan tahunan itu diberi judul “Suffering in Silence (menderita dalam senyap)”. Laporan itu memuat daftar 10 bencana kemanusiaan terparah di dunia, yang “terabaikan”.

“Sepuluh krisis ini mendapat perhatian 26 kali lebih sedikit diban ding kan peluncuran PlayStation 5,” kata CARE Internasional dalam laporannya. Bagaimana dengan Indonesia? ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.