Dark/Light Mode

Menggeser Simbol Sukses

Selasa, 28 Februari 2023 06:27 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Pejabat mengendarai motor gede (moge) sebagai gaya hidup, sudah berlangsung lama. Sudah dianggap biasa. Tidak ada yang tegas dan jelas melarang. Karena telanjur dianggap “wajar”, akhirnya tetap saja berjalan seperti biasa.

Sampai Menteri Keuangan Sri Mulyani mengambil langkah tegas dan jelas. Sri membubarkan klub BlastingRijder DJP, komunitas pegawai pajak yang penyuka motor gede. Sri jelas menyebut: motor gede.

Bahkan, tegas Sri, apabila moge tersebut diperoleh dengan uang halal dan gaji resmi sekalipun, mengendarai dan memamerkan moge bagi pejabat serta pegawai pajak dan Kemenkeu, telah melanggar asas kepatutan dan kepantasan.

Membubarkan klub moge dan melarang mengendarainya, merupakan langkah tepat. Tidak banyak petinggi yang bisa sejelas dan setegas itu. Karena, kita juga tahu, beberapa instansi juga memiliki klub moge.

Baca juga : Cara Delevingne, Rilis Serial Seksual

Sikap tegas dan jelas Menkeu layak diapresiasi di tengah maraknya fenomena omdo, omong doang, alias “tidak selarasnya kata dan perbuatan”.

Kalau pengusaha, memiliki motor gede sah-sah saja. Bahkan yang lebih mahal, juga bisa.  Itu hak asasi. Mereka menggunakan uang sendiri. Mereka bukan pejabat publik yang terikat asas kepatutan dan kepantasan.

Bagi pejabat publik, kurang patut itu kian terasa di tengah kondisi sulit seperti sekarang. Kemenkeu misalnya, kerap mengumumkan utang pemerintah yang cenderung bertambah. Memamerkan gaya hidup mewah di tengah utang negara yang menumpuk dan rakyat yang dililit krisis, rasa-rasanya tidak patut.

Data terbaru, Senin (27/2) misalnya, utang pemerintah pusat sudah menembus angka Rp 7.754,98 triliun. Itu data sampai 31 Januari 2023. Jumlah ini mengalami kenaikan Rp 20,99 triliun dibandingkan akhir Desember 2022 yang berjumlah Rp 7.733,99 triliun. Ini jumlah yang tidak main-main.

Baca juga : Konser Di Komuter

Di tengah kondisi tersebut, langkah tegas Menkeu Sri Mulyani perlu menjadi gerakan nasional. Menjadi pola bagi semua kementerian dan lembaga. Arus gaya hidup para pejabat mesti dihentikan dan diingatkan lewat sentilan serta langkah tegas dan jelas. Karena, bukan hanya moge yang sekarang menjadi simbol gaya hidup. Juga ada klub sepeda, yang harga tunggangannya bisa lebih dari harga beberapa motor rakyat yang biasa diparkir di ruang tamu.

Sentilan Menkeu Sri Mulyani mengenai gaya hidup para pejabat (Kemenkeu), juga bisa menjadi pengingat bahwa simbol sukses bukan hanya motor gede, tas atau jam tangan mahal, tapi juga ada yang lain.

Di California, Amerika Serikat, pernah dilakukan survei. Hasilnya, 70 persen merasa bahwa simbol sukses bukan lagi sekadar materi. Pilihan nomor satu: kesehatan.

Di negara-negara yang tingkat ekonominya sudah cukup mapan dan melewati banyak fase, simbol sukses memang sudah berkembang luas. Tidak sekadar materi. “Maqom-nya” sudah beda. 

Baca juga : Kemenperin Siap Genjot Ekspor Vape

Misalnya, mereka memiliki kebanggaan tersendiri kalau bisa mengenakan pakaian yang tidak merusak lingkungan, mengonsumsi makanan yang eco-friendly, atau menjadi donatur untuk mereka yang membutuhkan.

Pada saatnya, para pejabat Indonesia akan menuju ke sana. Trend-nya perlu digeser. Entah kapan.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.