Dark/Light Mode

Bukan Negeri Transaksional

Minggu, 9 April 2023 07:30 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Jangan sampai negeri ini menjadi negeri “transaksional”. Kalau prestasi, kehebatan, bahkan aib menjadi komoditas yang diperjualbelikan layaknya panci atau ikan lele, sungguh berbahaya.

Salah satu transaksi itu terjadi antara Bupati Kepulauan Meranti, Riau dengan pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Kamis (6/4) lalu, pak Bupati tersebut terjerat OTT KPK karena diduga “membayar” oknum pegawai BPK untuk mendapatkan predikat Wajib Tanpa Pengecualian (WTP). “Rapor keuangan” bagi lembaga pemerintah ini diduga dihargai Rp 1,1 miliar.

Baca juga : Bisa Berbelok Jadi Sinetron

Menyuap oknum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bukan hanya dilakukan Bupati Meranti, Riau. Sudah beberapa kepala daerah yang terjerat.

Sayangnya, kasus-kasus terkait BPK ini tidak terlalu disorot. Akibatnya, kasusnya berulang. Yang kena atau terjerat dianggap “hanya ketiban sial”. Sementara substansi kasus atau masalahnya tak tersentuh.

Kalau saja kasus ini tidak terbongkar, aksi-aksi transaksional ini akan berjalan seperti biasa, business as usual. Seperti bom waktu yang suatu saat akan meledak.

Baca juga : Kuncinya Rakyat

Selain membeli prestasi dengan “memoles yang bopeng menjadi mulus”,  saat ini juga mencuat isu-isu untuk  “tidak saling membuka aib”.

Dalam rapat di DPR mengenai kasus Rp 349 Triliun yang terkait Kemenkeu, Menko Polhukam Mahfud MD diingatkan anggota DPR supaya tidak saling membuka aib, “karena semuanya punya kotoran dan sisi gelap”. Tentu saja ini bukan “aib” seperti di program infotainment.

Ini berbahaya. Karena, kalau sebuah bangsa berjalan di atas prinsip saling ancam “jangan macam-macam, karena anda juga punya sisi gelap,” maka kejahatan akan disembunyikan di tempat yang terlihat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.