Dark/Light Mode

Bukan Negeri Transaksional

Minggu, 9 April 2023 07:30 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Akibatnya, banyak kasus-kasus hukum, termasuk kasus korupsi, yang sebenarnya sudah terang benderang, bisa disingkirkan di lorong-lorong gelap. Tak terlihat, tapi ada. Bahkan menumpuk.

Di sisi lain, ketika para pejabat mempertontonkan prestasi palsu, misalnya membayar predikat WTP, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang artifisial dan rapuh.

Baca juga : Bisa Berbelok Jadi Sinetron

Kalau semuanya bisa ditransaksikan, entah itu prestasi, aib, hukum, atau hal-hal yang di luar logika sekali pun, maka bangsa ini menjadi bangsa yang gaduh dan sarat drama. Kopong dan gampang goyah.

Sesungguhnya, rakyat membutuhkan para pemimpin atau pejabat yang bersih, yang memperlombakan karya dan prestasi yang sebenarnya. Bukan yang artifisial serta direkayasa.

Baca juga : Kuncinya Rakyat

Rakyat membutuhkan pemimpin dan pejabat yang kuat serta berintegritas, yang tidak tersandera kepentingan pribadi atau kelompok.

Karena, seperti yang terjadi di beberapa daerah, tidak sedikit kepala daerah yang tersandera pemilik modal serta oligarki. Buntutnya, sudah ratusan kepala daerah terjerat kasus korupsi.

Baca juga : Gaduh Ini Bukan “Pepesan Kosong”

Jangan sampai bangsa ini menjadi “bangsa transaksional” yang para pejabatnya bersekongkol untuk saling menutupi aib atau memperjualbelikan prestasi layaknya ikan atau sayur di pasar.

Untuk itu, butuh keteladanan, ketegasan dan gebrakan-gebrakan luar biasa. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.