Dark/Light Mode

Keluar Partai Fenomena Biasa

Rabu, 17 Januari 2024 00:07 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Seorang politisi yang keluar-masuk partai adalah fenomena biasa dalam dunia politik Indonesia. Fenomena ini muncul sudah lama, bahkan sudah terjadi sejak Pemilu pertama digelar di Indonesia. Hanya di era Orde Baru, fenomena ini terasa tabu dan jarang terjadi.

Munculnya fenomena politisi keluar-masuk partai ini dipicu banyak hal. Ada yang karena kecewa dengan partai lama, ada yang karena merasa disingkirkan, ada yang merasa tersisih, ada yang merasa tidak cocok lagi, ada yang karena partainya bubar, ada yang karena kalah dalam pemilihan ketua umum, ada yang ikut panutannya yang juga keluar partai, ada juga yang didorong sikap oportunis. Untuk yang terakhir ini, masyarakat menyebutnya sebagai “kutu loncat”.

Baca juga : Irak Tak Remehkan Indonesia

Yang keluar-masuk partai ini dialami semua kelompok. Bukan hanya yang muda-muda, yang sudah sangat senior pun ada. Bukan hanya para politisi dadakan, yang sangat ideologis, bahkan pendiri partai pun banyak yang mengalami.

Awalnya, banyak analis yang menduga, fenomena seseorang yang keluar-masuk partai karena kader-kader partai di Indonesia tidak diikat dengan ideologi yang kuat. Sehingga, saat tidak ada kecocokan, merasa tersisih, atau melihat peluang di tempat yang lain yang lebih baik, mereka akan gampang loncat dari partai A ke partai B, partai C, partai D, dan seterusnya.

Baca juga : Partai Gelora Bekasi Gedor Pintu Warga

Ternyata, analisa seperti ini tidak sepenuhnya tepat. Sebab, ada beberapa kader terlihat sangat ideologis dan ada juga beberapa pendiri partai, rela keluar dari rumah yang membesarkan atau yang dibesarkan oleh mereka demi masuk atau mendirikan partai baru.

Dari sisi penerimaan masyarakat, fenomena ini terkadang berdampak positif, namun ada juga yang berdampak negatif. Ada seseorang yang menjadi sangat sukses setelah keluar dari partai lama dan masuk atau mendirikan partai baru. Namun, di kasus lain, ada seseorang yang justru pamor dan elektabilitasnya anjlok setelah keluar partai lama.

Baca juga : Akselerasi Sektor Pertanian Di Sorong, Wamentan Bakal Tingkatkan SDM

Untuk itu, para politisi yang keluar-masuk partai, harus pintar-pintar dalam mencari posisi dan memanfaatkan peluang. Jika berhasil, dia bisa sukses dengan posisi baru yang lebih baik serta namanya bakal lebih disegani. Namun, jika gagal, siap-siaplah untuk menerima kenyataan pamornya akan hilang dan elektabilitasnya di masyarakat akan drop.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.