Dark/Light Mode

Kursi dan Kursi

Minggu, 27 Oktober 2019 03:56 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Mestinya, setelah ada wakil menteri, kinerja kementerian tersebut bisa lebih kinclong. Mestinya begitu. Semoga. Kita tunggu.

Jangan sampai wakil menteri (wamen) justru jadi penghambat kinerja kementerian. Apalagi kalau tidak klop dengan menterinya, bisa sangat mengganggu.

Jangan seperti di beberapa daerah, walikota dan wakilnya hanya bertahan setahun dua tahun setelah itu bubar. Jalan masing-masing. Punya agenda sendiri-sendiri. Apalagi menjelang pilkada, ramainya bukan main.

Wamen memang “isu” tersendiri bagi Presideen Jokowi. Bahkan, Presiden mungkin dalam posisi sulit. Bukan karena lawan politiknya, tapi oleh kawan politiknya sendiri.

Baca juga : Para Menteri Jangan Korupsi

Ada yang ngambek, lalu diberi posisi. Ada yang ngancam, kemudian dapat kursi. Ada yang menggertak, kemudian dapat bagian kekuasaan.

Ini membuat posisi Presiden jadi sulit. Karena Presiden harus menimbang mana yang harus didahulukan. Presiden perlu menakar dan melihat mana yang belum, mana yang sudah. Kalau si A diberi, si B marah. Atau sebaliknya. Serba salah.

Selain itu, bisa juga memunculkan kesan terhadap Presiden bahwa seolah-olah Presiden “bisa digertak dan bisa dipengaruhi”. Ini kurang baik.

Belum lagi ada penilaian bahwa langkah Presiden dengan menambah 12 Wamen tidak sejalan dengan tekadnya yang ingin memangkas dan menyederhanakan birokrasi pemerintah. Paradoks.

Baca juga : Wamen dan Dua Matahari

Selain itu, “gonjang-ganjing kursi di lingkaran pendukung” ini bisa memunculkan kesan tidak elok di mata rakyat bahwa semua langkah dan tindakan hanya bermuara pada satu tujuan: kursi. Ini akan membekas di pemilu-pemilu selanjutnya. Ini pelajaran yang tidak mendidik.

Semua kesan dan penilaian ini membuat Presiden tidak nyaman. Kurang baik bagi citra Presiden.

Yang seharusnya Presiden sudah berlari kencang, eh, sekarang ternyata masih ada “kerikil di sepatu” yang terasa mengganjal.

Kita berharap, urusan Presiden soal “bagi-bagi” ini sudah selesai. Beres. Tak ada lagi riak-riak. Tak ada lagi yang ngambek dan protes. Biarkan Presiden langsung tancap gas. Karena, banyak persoalan bangsa dan negara yang sangat mendesak untuk diperhatikan.

Baca juga : Kursi Menteri

Urusan rakyat bukan sekadar kursi, tapi juga periuk nasi. Rakyat bukan hanya menonton atau disuguhi drama tentang kursi tapi juga menghadapi realitas kehidupan. Karena tidak sedikit, terutama di daerah, kursi dan meja sekolahnya, ini benar-benar kursi, sudah lapuk dan reyot. Kursi yang ini juga minta diperhatikan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.