Dark/Light Mode

Tafsir-tafsir Menteri Mundur 

Kamis, 1 Februari 2024 06:59 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - “Mundur Dari Menko Polhukam, Mahfud Ingin Jaga Independensi Selama Pilpres,” begitu judul berita yang dimuat RM.id, Rabu (31/1) kemarin.

Seperti biasa, keputusan ini mengundang pro-kontra. Ada yang mengatakan, kenapa menjelang pencoblosan baru menyatakan mundur. Kenapa tidak dari dulu. Keputusan Mahfud ini dinilai bermotif politik.

Ada juga yang menilai, walau telat, ini merupakan langkah elegan dan sikap ksatria serta penuh etika. Dan, seperti kata Mahfud, untuk menjaga independensi selama Pilpres. “Saya tidak akan tinggal gelanggang colong playu. Karena etika itu penting,” kata Mahfud.

Tidak sedikit pula yang berharap, langkah Mahfud diikuti capres atau cawapres lain yang masih memegang jabatan di pemerintahan.

Baca juga : Rakyat Bukan Objek Perjudian Politik

Ada juga yang melihatnya dari sisi yang ringan dan lucu. Misalnya, “Mahfud mundur karena nunggu gajian”. Atau Md di belakang Mahfud artinya ‘mengundurkan diri”.

Yang lain melihat pemilihan momentumnya, tanggal 31. Tanggal itu disebut punya makna “nomor 3 untuk menjadi juara 1”. Ada juga yang membaca tanggal ini sebagai simbol bergabungnya 3 dan 1 di putaran kedua pilpres.

Begitulah salah satu sisi menarik pemilu: publik dengan mudah dan cepat memberikan penafsiran. Kata “etika” yang sampai lima kali keluar dari mulut Mahfud, juga tak luput dari penafsiran.

Tafsir serta prediksi mengenai dampak pengunduran diri Mahfud juga berbeda-beda. Ada yang menilai ini akan berpengaruh terhadap pemerintahan kalau beberapa menteri lainnya ikut mengundurkan diri.

Baca juga : Mencari Messi Dan Ronaldo Politik

Ada juga yang mengatakan “seberapa pun menteri yang mundur, tidak akan berdampak. Karena, kondisi saat ini sangat berbeda dengan pengunduran diri 14 menteri di era Soeharto menjelang Reformasi”.

Presiden Jokowi juga sudah memberi jaminan mengenai kondisi kabinet. “Sangat solid,” tegas Presiden di sela-sela kunjungannya di Klaten, Jawa Tengah, kemarin.

Tebak-tebakan dan prediksi bursa calon pengganti Mahfud, tak kalah ramainya. Ada yang menyebut nama Luhut Binsar Panjaitan. Ada yang menyodorkan nama Yusril Ihza Mahendra. Nama Prof Jimly Asshiddiqie juga disebut-sebut.

Siapa pun penggantinya, kita berharap seorang tokoh yang bisa melanjutkan capaian yang sudah diraih Mahfud. Selain itu, juga memiliki integritas dan kapasitas. Levelnya di atas Mahfud Md.

Baca juga : “Jalan Ninja” Wakil Rakyat

Apalagi ini bulan dan tahun politik yang membutuhkan sisi-sisi kenegarawanan dan kebijaksanaan. Perlu figur yang bisa menakar dan mengukur kepentingan bangsa dan negara dengan baik dan benar. Bukan figur kontroversial yang justru menambah panas suhu politik.

Siapa dia? Ataukah akan ada reshuffle kabinet selain pengisian kursi Menko Polhukam? Menarik ditunggu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.