Dark/Light Mode

Wajah Indonesia Di Warung Seblak

Minggu, 26 Mei 2024 06:17 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua wajah Indonesia tercermin dari warung seblak BangSat Seuhah. Pertama, “wajah” pemilik warung. Namanya Satria Maulana. Kedua, “wajah” yang tergambar dari antrian panjang para pelamar kerja yang ingin bekerja di warung seblak tersebut.

Satria Maulana biasa dipanggil agak aneh: Bangsat. Dari sinilah dia menamai warungnya. Seuhah dalam Bahasa Sunda artinya pedas.

Satria mantan TKI di Jepang. Pulang ke Ciamis, dia membawa uang Rp 10 juta. Kemudian ada ide bikin warung seblak. Dan ternyata laris manis.

Baca juga : Pukul Sembilan, 26 Tahun Lalu

Baru satu tahun buka warung seblak, dia sudah punya dua cabang. Omsetnya Rp 50 juta sehari. Online dan offline. Karyawannya sudah puluhan. Kisah Satria sangat inspiratif.

Wajah Indonesia yang kedua adalah antrean panjang para pelamar yang memburu kerja di warungnya. Jumlahnya lebih dari dua ratus orang sedangkan lowongan yang tersedia hanya untuk 20 orang.

Menghadapi kenyataan itu, Satria kaget. “Ternyata Indonesia sudah mengalami darurat pekerjaan. Kendati begitu, ayo tetap semangat,” kata Satria.

Baca juga : Segera Cari Solusi Naiknya Uang Kuliah

Kondisi ini seolah “melengkapi” beberapa isu terakhir. Pertama, heboh mahalnya uang kuliah yang naik berkali-kali lipat sehingga memberatkan orangtua dan mahasiswa.

Kedua, survei Badan Pusat Statistik yang menemukan sebanyak 9,9 juta GenZ menganggur. Generasi Z alias GenZ, lahir pada 1997-2012. Usia tertua sekarang sekitar 24 tahun.

Kondisi GenZ ini menjadi alarm bahaya bagi visi Indonesia Emas 2045. Memberi sinyal bahwa bonus demografi perlu diseriusi serta dikelola dengan baik, terarah, konsisten dan benar. Perlu disertai penciptaan lapangan kerja.

Baca juga : Bukan Pagar Makan Tanaman

Pendidikan vokasi juga harus benar-benar memiliki benang merah dengan industri dan para investor. Karena, para investor membutuhkan tenaga kerja yang benar-benar siap.

Lembaga Resume Builder, April tahun lalu melakukan survei terhadap 1.344 manajer dan pemimpin bisnis. Hasilnya: 74 persen, atau 3 dari 4, menyatakan bahwa GenZ lebih sulit diajak bekerja sama dibandingkan generasi lainnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.