Dark/Light Mode

Menebak Wajah Opoisisi

Selasa, 28 Mei 2024 06:19 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - PDIP sudah 99 persen akan menjadi oposisi atau berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran. Itu yang tergambar dari Rakernas, akhir pekan lalu.

Bahkan, di sisa enam bulan pemerintahan Jokowi, PDIP tampaknya sudah meretas jalan dengan menjadi “setengah oposisi”.

Pertanyaannya: peran seperti apa yang akan dimainkan PDIP (atau parpol lain) yang akan berada di luar pemerintahan?

Dua puluh tahun terakhir, PDIP berada di dalam dan di luar pemerintahan. Peran mana yang terbaik? Apakah di era SBY (di luar pemerintahan) atau di era Jokowi (di dalam)?

Ketika menjadi oposisi, PDIP dikenal sangat kritis, konsisten, total dan keras. Di jalanan maupun di DPR.

Saat menggelar demo 100 hari pemerintahan SBY, di Bundaran HI, 28 Januari 2010, misalnya, para pendemo “bela-belain” membawa kerbau bertuliskan “SiBuYa”. Di gandik kerbau tersebut ditempeli gambar orang berpeci bertuliskan “TURUN!!!!”.

Baca juga : Wajah Indonesia Di Warung Seblak

Di DPR,PDIP melakukan aksi-aksi walk out (WO) dari ruang sidang. Maret 2012 misalnya, karena tidak setuju dengan kenaikan harga BBM, Fraksi PDIP keluar dari ruang sidang. Mereka WO.

“Sedari awal kami sudah menolak kenaikan BBM,” tegas Puan Maharani. ketika meninggalkan ruang sidang. Merespons kenaikan harga BBM tersebut, beberapa tokoh PDIP sampai menitikkan air mata, menangis. Bersedih.

Waktu berganti, era berubah. Para pejabat dan pelaku politik ada yang berubah ada yang tidak. Ketika kemudian berada di dalam pemerintahan Jokowi, PDIP juga berperan dengan baik dan total.

PDIP bertahan dengan kokoh, termasuk ketika harga BBM dinaikkan. Berbagai kebijakan lainnya dibela dan didukung sekuat tenaga, dengan ber bagai argumen.

Ketika menolak kenaikan harga BBM di era SBY dan mendukung kenaikan harga BBM di era Jokowi, PDIP sama-sama mengeluarkan buku putih. Isinya: Alasan-alasan menolak kenaikan harga BBM (era SBY) dan alasan-alasan mendukung kenaikan harga BBM (era Jokowi).

Dari dua posisi tersebut, peran mana yang terbaik yang dilakukan PDIP? Masingmasing tentu punya penilaian sendiri. Ada pro-kontra.

Baca juga : Pukul Sembilan, 26 Tahun Lalu

Di era SBY, peran oposisi yang dilakukan PDIP, sedikit banyak diwarnai nuansa kekecewaan terhadap SBY sebelum maju sebagai capres 2004. Di Pilpres 2024, tampaknya juga demikian, walau kedalaman luka dan kekecewaanya bisa berbeda.

Dalam politik Indonesia yang patron client, luka atau kekecewaan pemimpin cenderung menjalar sampai ke bawah. Apakah luka itu akan mewarnai perjalanan politik Indonesia, atau justru tidak berpengaruh? Publik hanya bisa menebak dan menunggu.

Sekarang, PDIP (mungkin bersama PKS) akan berada di luar pemerintahan atau menjadi oposisi. Kedua parpol tersebut sudah memiliki pengalaman ketika berada di luar. Disertai suka dan dukanya.

Kita berharap, apa pun perannya, siapa pun pemerannya, di dalam atau di luar pemerintah, rakyatlah yang menjadi tujuannya. Jangan jadikan posisi tersebut sebagai sarana mengeruk kepentingan pribadi atau kelompok, dan menomorduakan rakyat. Jangan.

Sesungguhnya, pergantian elit, yang disertai pergantian pemeran, bukanlah sekadar sirkulasi politik rutin, tanpa karakter dan bobot yang jelas.

Sirkulasi elit perlu membangun tonggak-tonggak baru disertai perbaikan yang signifikan. Di berbagai sektor. Fisik, non fisik, demokrasi serta ketatanegaraan.

Baca juga : Segera Cari Solusi Naiknya Uang Kuliah

Tonggak atau pilar-pilar lama, juga perlu diperkuat. Penegakan hukum, penguatan lembaga-lembaga hukum serta pemberantasan korupsi misalnya, jangan justru berjalan mundur. Harus bisa berlari cepat. Ke depan. Bukan ke belakang.

Karena itulah dibutuhkan peran terbaik, optimal, total, serta konsisten dari parpol yang berada di dalam maupun di luar pemerintahan.

Kita lihat dan tunggu apa yang akan terjadi sebulan, setahun atau beberapa tahun ke depan. Semoga akan lebih baik. Bukan sekadar “ganti pemain” atau rutinitas sirkulasi elit lima tahunan. Bukan itu. Karena, bangsa ini butuh lompatan besar serta kemajuan yang berkeadaban. Untuk rakyat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.